Lihat ke Halaman Asli

Teruslah Berlari, Bangkit, Walau Kau Dianggap Lemah!

Diperbarui: 18 September 2016   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, saya ingin sekali berbagi pengalaman hidup. ketika dianggap lemah. Ditertawakan dengan segala mimpi dan harapan yang kita bangun. "Hahahaha dasar gila, mimpi lo terlalu tinggi", "besok-besok saya belikan kaca, agar kamu dapat berkaca, siapa dirimu", "ga usah mimpi ketinggian, nanti jatuhnya sakit", Ya begitulah pandangan orang-orang tentang hidup seorang gadis yang tak memiliki banyak harta dan hanya berjualan kue semata. Namun gadis ini tetap bersekolah, walau sekolahnya bukanlah sekolah favorit dan bahkan namanya asing ditelinga, gadis ini tetap menyimpan asa kelak membanggakan orang tuanya. Ia belajar dengan giat, sehari-hari hanya sekolah sembari membawa kotak berisi kue-kue. Dia tak malu, malu adalah ketika korupsi uang rakyat! 

Gadis ini selalu berusaha lebih keras, ia mimpi untuk diterima di salah satu sekolah mengengah atas terbaik di Indonesia. namun ada saja ujian yang menyebabkannya jatuh, ya cibiran orang banyak atas dirinya. sampai detik berlalu, Ujian itu pun tiba dan Ia lulus dengan nilai terbaik di sekolahnya. Saat Ia hendak mendaftarkan diri ke sekolah ternama itu, banyak orang bahkan guru-gurunya pun menasehati untuk tidak bermimpi tinggi, namun dia melawan segala arus. Baginya, kalah adalah resiko dan itu adalah kekalahan yang mutlak. Hingga saat pengumuman Ia berhasil lolos dan semua orang tercengang, begitu pun Ia. 

Bahagia itu tiada tara, hingga dia melenggang masuk sekolah itu dengan penuh bangga, bersanding dengan lulusan sekolah menengah pertama dari sekolah ternama, sedang dia? Sudahlah, Tuhan punya jalanNya. Namun bukan berarti ini menjadi happy ending, karena muncul permasalahan baru, bahwa dia dijauhi banyak orang karena dia hanya anak sederhana, yang tak banyak cakap ataupun bergaul ke mall untuk shopping ataupun lainnya. hari-harinya menjadi kian gelap, dengan semua omongan murid-murid disana. hingga pihak sekolah menyadari ada yang berubah dari dirinya dan memutuskan untuk orang tua dari gadis ini di panggil. 

Hari itu tiba, hari untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya orang tuanya di panggil pihak sekolah. Orang tuanya heran, karena setau meraka anaknya adalah anak yang tidak punya masalah, keluarga selalu mensupportnya. Gadis ini hanya diam, tak lama air matanya menetes dan sang guru pun menyadari dan bertanya "apa masalahanya?" Gadis itu pun bercerita, kisah pahitnya yang dipandang sebelah mata, hanya karena tak bertahta ataupun dari keluarga terpandang seperti lainnya. Ia mendapatkan nasihat bijak dan semangat untuk bangkit dari keadaan. 

Orang sederhana tetap dapat di pandang, kalau dia baik, dia hebat, maka kau harus hebat. Kurang lebih seperti itu nasihatnya. Gadis ini termenung. Sepaska itu dia bermimpi, untuk lulus SNMPTN kelak dan menjadi orang hebat, agar tidak lagi direndahkan walau hanya orang tak punya. sejak itu dia menguatkan hatinya dan bangkit dari keadaan, walau lingkungannya tak berubah, namun dia tetap berjuang. Hingga saat pendaftaran SNMPTN Ia berharap lolos, Ia pun di daftarkan oleh gurunya sebagai calon penerima bidikmisi. 

Dia senantiasa berdoa memohon kelancaran atas segala harapannya dan tiba saat itu pengumuman, ya lagi-lagi Tuhan Maha Baik, Ia lolos SNMPTN bahkan saat diseleksi di universitas tinggi tempat Ia lolos, Ia pun lolos sebagai penerima bidikmisi, sejak itu dia kejar mimpinya dan meraih sejumlah penghargaan. Walau memang tak semudah itu, dia tetap berusaha. Airmata ini menjadi pelajarannya dan orang-orang yang membencinya justru membakar semangatnya untuk membuktikan dia bisa. 

Baginya kini, miskin bukanlah takdir yang harus disesali. Ia wanita yang sering dianggap lemah, Ia wanita miskin sang penjual kue belaka, tapi barang siapa yang mau terus berjuang dan berlawan, Ia akan mendapatkan kemerdekaannya kini. Kini Ia pun menjadi aktivis sosial dan memiliki rasa perduli terhadap pendidikan, mimpinya kelak Ia akan menjadi menteri pendidikan, agar setiap orang tak perduli kaya atau miskin, dia akan dapat pendidikan tanpa di beda-bedakan tanpa di pandang Ia miskin atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline