Lihat ke Halaman Asli

Bersaing dalam Penderitaan

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ketika dua orang atau lebih duduk bersama, apa yang menunjukkan kedekatan di antara mereka? katakanlah beberapa rekan sekerja, teman sekelas, sahabat atau pada dasarnya siapa saja yang berkerumun bersama dan bertukar ide, cerita tentang peristiwa atau orang tertentu. bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa ada kedekatan dalam kelompok itu?

para ahli yakin bahwa akan tampak bahasa tubuh atau petunjuk badaniah apapun yang dapat digunakan sebagai dasar kesimpulan apakah ada kedekatan dalam kelompok tersebut. keseragaman. itulah kuncinya. ketika dua orang atau lebih tertarik pada hal yang sama mereka biasanya akan menyeragamkan posisi, gerak tubuh atau ekspresi wajah mereka, seringkali tanpa sadar.

jadi, salah satu kunci untuk menentukan kedekatan adalah keseragaman. anggap saja saya menceritakan suatu cerita, dan saya menceritakannya sambil bersandar di kursi dan melipat tangan saya. apabila orang yang saya ajak bicara tertarik dengan cerita saya, kemungkinan besar, tanpa sadar orang tersebut akan menyeragamkan postur dan ekspresi tubuhnya ~ dia akan ikut-ikutan melipat tangannya dan bersandar dengan santai, jika saya beruntung, dia tidak saja menyeragamkan ekspresinya, tetapi juga mendekatkan dirinya, mengurangi jarak. begitu juga, apabila seseorang menunjukkan postur tubuh yang sama sekali berlawanan, ini mungkin tanda ketidaktertarikan.

***

jadi, silahkan periksa petunjuk badaniah apa yang tampak ketika berbicara dengan lawan bicara anda. tapi itu bukan satu-satunya kunci, bukan hanya petunjuk badaniah, yang sebenarnya sangat mudah dipalsukan untuk menipu atau sekadar menyenangkan diri anda.  bahkan, beberapa orang yang sudah mengetahui hal ini akan dengan sengaja mempertunjukkan petunjuk badaniah tertentu untuk meyakinkan anda bahwa anda orang yang menarik ~ yang berarti: sebenarnya anda tidak menarik.

***

seraya percakapan semakin memanas, kita baru bisa menyimpulkan ketertarikan sesungguhnya. misalnya, anda sedang membicarakan betapa membosankan dan menyiksanya pekerjaan anda, dan tiba-tiba, seorang teman berusaha mati-matian meyakinkan anda bahwa keadaan anda tidak sebanding dengan keadaannya ~ keadaannya jauh lebih buruk dari keadaan anda yang barusan anda ceritakan dengan sangat meyakinkan. tak lama kemudian, setiap orang yang terlibat dalam percakapan tersebut akan bergantian meyakinkan satu sama lain bahwa hidupnyalah yang paling merana.

contoh lain lagi: percakapan ini sungguh-sungguh terjadi. alkisah,  kakak perempuan saya selesai menjalanai suatu operasi. tamu-tamu berdatangan, dan kakak saya tak henti-hentinya bercerita dan mengeluh betapa menyakitkannya proses operasi yang harus ia lalui, dan betapa tidak nyamannya berada di ruangan tertutup yang seolah menyekapnya tanpa boleh bergerak kesana kemari. hampir setiap tamu yang datang, ketika mendengar curhat kakak saya tersebut langsung menimpali dengan pengalaman pribadi mereka sendiri, yang menurut mereka, jauh lebih menyiksa dan jauh lebih tidak nyaman. mereka berusaha meyakinkan bahwa kesulitan yang dialami kakak saya itu tidak ada artinya dibanding pengalaman-pengalaman mereka.

tidak perlu jengkel dengan tingkah para tamu tersebut. selain karena mereka adalah ipar, mertua, om, tante, pakde, bude, .dll, mereka hanya berusaha menunjukkan kedekatan mereka. mereka berusaha menunjukkan betapa miripnya kejadian yang menimpa kakak saya dengan pengalaman mereka sendiri. mereka sedang mencari satu hubungan kedekatan. seperasaan. empati.

hal yang lucu dari empati yang ditunjukkan dengan cara ini adalah, ketika anda menyampaikan betapa menyedihkannya hidup anda, orang-orang terdekat anda, orang-orang yang peduli dengan anda, orang-orang yang sekadar ingin dekat pada anda; orang-orang ini akan berjuang mati-matian untuk meyakinkan bahwa penderitaan anda belum seberapa. mereka pernah mengalami yang jauh lebih buruk.

itulah empati:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline