Sejak COVID-19 menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia, pemerintah bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 . Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko penyebaran virus Corona, terutama pada anak-anak. Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah diberlakukan sejak bulan April 2020 sampai saat ini.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.
Sistem pembelajaran jarak jauh ini sangat berdampak pada kebiasaan belajar siswa. Dimulai dari metode yang digunakan guru, lingkungan belajar, dan juga motivasi belajar. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah berlangsung selama kurang lebih 8 bulan ini menyebabkan timbulnya kejenuhan belajar pada siswa. Hal ini didapatkan ketika saya berkesempatan untuk berkomunikasi dengan siswa dalam kegiatan Kuliah kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia dengan tema "Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Covid-19".
Beberapa siswa menyatakan bahwa sudah mulai jenuh dengan kegiatan belajar dikarenakan berbagai faktor yaitu, kurangnya interaksi dengan teman, sulitnya mengerti materi yang diajarkan, dan juga suasana belajar yang tidak pernah berubah.
Lalu apa itu kejenuhan belajar?
Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
Ada tiga keletihan siswa:
1. Keletihan indera siswa
2. Keletihan fisik siswa
3. Keletihan mental siswa
Cara mengatasi kejenuhan belajar: