Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Catatan Kecil (Pengalamanku Bersepeda)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal Mula Memiliki Sepeda

Tahun lalu, tepatnya 26 April 2014, awal mula saya memiliki sepeda. 27 April 2014, kayuhan perdana pedal sepeda pun saya mulai. Waktu itu belum punya helm sepeda, sepatu, dan sarung tangan untuk bersepeda. Apa lagi baju dan celana khusus untuk bersepeda. Belum lagi botol minum, pompa, dan lampu sepeda, semuanya belum ada. Bermodalkan celana training, baju kaos, sandal gunung, dan kaos kaki, petualangan bersepeda saya mulai dari rumah menyusuri jln. Raya Bogor – jln. R. A. Fadhillah komplek Kopassus Cijantung, hingga persimpangan jalan Akses UI Kelapa 2 Depok (+/- 16 kilometer). Waktu itu belum tahu cara menggunakan gear sepeda yang benar; tinggi dan rendahnya gear depan dan belakang, maupun posisi gear yang sesuai untuk kenyamanan bersepeda (malah sering tertukar antara menaikkan dan menurunkan gear). Bahkan posisi telapak kaki pada pedal sepeda yang benar pun saya belum mengerti, yang penting senang bisa bersepeda di pagi hari & bisa berolahraga.

Seiring berjalannya waktu, saya pun melengkapi atribut bersepeda (belinya di cicil aja), sesuai dengan kebutuhan saya sebagai pesepeda pemula. Yang terpenting atributnya sudah sesuai dengan keselamatan dan keamanan bersepeda. Cara menempatkan posisi telapak kaki pada pedal sepeda, posisi tangan dan badan saat jalan datar, menurun, dan mendaki pun perlahan sudah bisa disesuaikan. Termasuk tinggi sadel sepeda yang benar saat duduk disesuaikan dengan panjang kaki saat mengayuh sepeda, dimana posisi kaki tampak lurus saat posisi pedal sepeda berada di bawah.

Belilah sepeda yang aman dan kokoh, sesuai dengan kebutuhan kita. Sepeda tidak harus mahal. Karena yang terpenting dari sepeda adalah bagaimana kita memanfa'atkannya dan merawatnya untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pesepeda Wajib Mematuhi Aturan & Rambu-Rambu Lalu-Lintas, Safety First!

Bersepeda harus santun dan ramah. Meskipun kita bersepeda, tetap harus mematuhi aturan berkendara. Awas dan waspada dalam bersepeda menjadi kunci utama keselamatan para pesepeda. Utamakan keselamatan dari pada kecepatan. Pandangan lurus ke depan dan sesekali melihat ke belakang saat jalanan di depan sepi dari kendaraan. Jika kita hendak berbelok, lambaikan tangan kanan atau kiri sesuai dengan arah belokan. Saat ingin berpindah ruas jalan atau berbelok jangan mendadak, karena hal ini sangat membahayakan bagi para pesepeda. Perhitungkanlah waktu yang tepat kapan kita akan berpindah ruas jalan. Saat lampu lalu lintas sedang merah, berhentilah di belakang garis putih. Ketika lampu lalu lintas telah hijau, bersegeralah mengayuh pedal sepeda untuk melanjutkan perjalanan. Pesepeda punya hak dan kewajiban yang sama dengan kendaraan lainnya; termasuk di dalamnya para pejalan kaki (pedestrian) dalam menggunakan jalan.

 

Bersepeda Memenuhi kebutuhan berolahraga, berwisata, berkomunikasi, dan sebagai alat transportasi.

Bagi saya pribadi, niat utama bersepeda untuk berolahraga dan menjadikannya sebagai alat transportasi; mengajar atau berbelanja. Namun dari apa yang saya alami saat bersepeda, kita juga dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang kita temui, seperti menyapa para pesepeda yang lain, orang yang sedang berjalan/olahraga jalan sehat, dan lain sebagainya. Dan pastinya, dengan bersepeda kita sudah pasti berwisata; baik ke daerah padat (biasanya di tengah kota) atau pun ke daerah yang lengang seperti daerah pinggiran kota yang masih banyak terdapat perkampungan.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline