Kelompok UMKM Batik Lestari dengan produknya Batik Ngangkrik sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, bahkan Kabupaten Madiun. UMKM ini hampir dua tahun mengalami mati suri karena adanya pandemi covid-19. Adanya wabah membuat proses produksi berhenti karena tidak adanya pembeli.
"Kami mengandalkan pameran yang diselenggarakan pemerintah desa, kecamatan, bahkan kabupaten untuk pemasaran, namun pada saat pandemi semua pameran dihentikan karena memang dilarang berkumpul, dan itu berdampak pada produksi kami," tutur ibu Sri Lestari selaku ketua UMKM.
Kondisi yang dialami Kelompok UMKM Batik Lestari menggugah perhatian tim dosen dari Prodi Informatika Universitas PGRI Madiun untuk menjaga kelangsungan produksi. Muh Nur Luthfi Azis,S. Kom., M.Kom sebagai ketua pelaksana pengabdian melakukan inovasi dengan melakukan sosialisasi kepada pelaku Kelompok UMKM Batik Lestari yang dilakukan pada Senin, 27 Desember 2021 di Sidomulyo, Sawahan.
Pak Azis, panggilan ketua tim pengabdian, menjelaskan bahwa, "Kelompok UMKM Batik Lestari harus memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan melakukan pengenalan Kelompok UMKM Batik Lestari dan pemasaran hasil produknya secara digital. Proses pemasaran yang kami tawarkan Integrated Digital Business. Pengintegrasian beberapa platform digital dipilih karena akan memudahkan pembeli untuk memesan produk secara digital sesuai kenyamanannya. Saat ini sudah banyak media digital yang digunakan untuk pemasaran, namun masih kurang maksimal karena kekurangan satu platform digital membuat konsumen dapat beralih ke produk lain. Maka dari itu, melalui pengintegrasian beberapa platform digital seperti website, Instagram, Tokopedia, dan Shopee, ini dianggap dapat memenuhi kebutuhan dan kenyamanan konsumen konsumen." Tuturnya.
Ibu Sri Lestari sebagai ketua UMKM merasa terbantu dan berterima kasih melalui kegiatan pengabdian dari prodi Informatika UNIPMA.
"Ide dari Bapak/Ibu dosen akan sangat membantu kelangsungan produksi yang selama covid ini hampir berhenti. Memang sudah ada beberapa kegiatan sebelumnya yang membantu mengenalkan batik kami melalui media sosial, namun kami merasa hasilnya kurang maksimal. Dari penjelasan tadi saya melihat jika menggabungkan beberapa media sosial akan lebih banyak dikenal oleh masyarakat dan berdampak langsung pada produk kami. Kami merasa program ini lebih lengkap daripada program yang sudah ada sebelumnya. Semoga terobosan ini akan membuka jalan bagi kelompok kami untuk tetap eksis, " pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H