3. Sosok Ayah (Part 4)
Aku masih menyimpan tanda tanya itu ketika Pak Salim mengantarkan aku dan Fajar ke ujung Jalan Ikan Mujaer. Pagi itu, kami sudah berkemas, berpamitan
dan berterimakasih pada Ibu Salim dan Aliya.
Fajar bahkan sempat menggoda dan mencubit pipi Aliya yang nggemesin.
Fajar menuntun motornya ke depan jalan, sementara aku dan Pak Salim
berjalan di belakangnya. Aku bertanya kepada Pak Salim,
“Pak Salim bolehkah aku memanggilmu ayah?”
Dengan lembut Pak Salim menjawab, “ya, nak Aris, gapapa.
Saya sebenarnya juga pernah punya putra,
mungkin sekarang usianya sudah sekamu.”