Namaku Apit. Kata ibu aku laki-laki hebat, sebab umurku sudah 7 tahun. Kata ayah aku anak yang pintar, oleh sebab itu aku harus rajin belajar. Tapi pagi ini aku tiba-tiba saja tidak mau pergi ke sekolah.
"Loh kok Apit masih tidur? Ayo bangun. Apit musti ke sekolah," bujuk ibu.
"Apit tidak mau sekolah bu," jawabku singkat, sambil bersembunyi dalam selimut Keropi kesayanganku.
Coba saja kalau ibu tahu, kalau aku tidak mau ke sekolah karena aku mau main game kesukaanku seharian.
"Ayo Apit," kali ini ibu terpaksa mengangkat tubuhku. Sepertinya ibu akan membawaku ke kamar mandi.
Aku mencoba berontak, tapi aku sadar, kalau berontak nanti tubuh ibu jadi sakit. Lagian ibu hanya membawaku mandi, bukan ke dokter gigi.
Oiya, aku sangat takut sama dokter gigi. Alat-alat yang digunakan dokter gigi terlihat menyeramkan. Makanya ayah selalu mengingatkanku untuk selalu menjaga kebersihan gigi.
"Ibu, Apit tidak mau ke sekolah," giliran aku yang membujuk ibu.
"Apit harus sekolah, biar Apit jadi pintar. Biar Apit bisa jadi wartawan yang menjunjung kebenaran," kata ibu sambil membenarkan dasi yang kupasang sendiri.
"Pokoknya Apit tidak mau ke sekolah."
"Apit. Apit tidak boleh begitu."