Lihat ke Halaman Asli

Depata Siwa Prasetya

Content Writer

"Narkoba" Digital Bernama Gadget

Diperbarui: 15 April 2023   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahaya Gadget (freepik.com)

Penggunaan gadget di era yang sekarang memang sudah merebak di berbagai kalangan usia atau pun golongan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari orang yang bekerja di pabrik hingga orang kantoran, hampir semua pasti memiliki gadget atau yang lebih umum disebut dengan smartphone.

Banyak yang sudah sadar kalau penggunaan gadget atau smartphone ini bisa memberikan adiksi dan membuat orang menjadi kecanduan akan gadget nya. 

Bahkan sangat tidak mungkin ketika orang akan melabeli gadget ini sebagai "narkoba" dalam bentuk digital. Karena peran nya yang bisa membuat pengguna nya kecanduan secara terus menerus yang seakan-akan tidak bisa hidup tanpa gadget. 

Sebenarnya faktor yang membuat seseorang mengalami kecanduan akan gadget atau smartphone, bukan nya gadget nya itu sendiri. Melainkan apa yang ada di dalam nya, yaitu aplikasi. Dengan berkembangnya internet dan tekhnologi, manusia mulai banyak mengembangkan aplikasi yang nantinya bisa digunakan oleh manusia. Namun ada 2 tipe aplikasi yang menjadikan orang akan kecanduan gadget, yaitu media sosial dan game.

Terdapat sebuah film dokumenter yang berjudul "The Social Dilemma". Film tersebut menjelaskan bagaimana media sosial bisa membuat seseorang menjadi kecanduan.

Fitur-fitur media sosial seperti tombol like dan kolom komentar menjadi salah satu faktor media sosial bisa membuat kecanduan. Bagaimana cara kerjanya? 

Ketika seseorang memposting foto di media sosial dan kemudian banyak orang menyukainya dan berkomentar positif terhadap fotonya, maka orang tersebut akan memdapatkan dopamine yang membuat dirinya senang dan kemudian hal tersebut akan membuat nya sering melakukan posting foto. 

Selain bisa mendapatkan dopamine dan membuat seseorang menjadi senang, media sosial juga bisa menjadi alat untuk orang-orang mengakhiri hidupnya, dikarenakan bullying yang dilakukan orang-orang lewat  media sosial, atau yang biasa disebut dengan cyberbullying. 

Cyberbullying (freepik.com)

Menurut data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) mencatat pada tahun 2022, korban cyberbullying yang terjadi di Inonesia mencapai angka hingga 45%. Dan bukan hanya di Indonesia, di luar negeri pun banyak orang yang rela mengakhiri hidup nya dengan cara bunuh diri di karenakan bullying yang di alami nya di media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline