Batman, gotham, Bruce Wayne, Fox, Alfred.... kemudian ada Joker, Dent, Bane, Talia..
Saya hanya mencoba merujuk dan ingin mengemukakan pendapat saya dari 2 versi terakhir film Batman.
Entah saya terlalu "diracuni" oleh berita dan situasi politik saat ini, saya melihat film Batman menjadi film action yang paling mewakili apa yang sedang terjadi, baik secara nasional atau internasional. Sisi action dan romance menjadi bumbu, bukan menjadi topik utama seperti film action lainnya.
Ilustrasinya seperti ini: cuaca di kota gotham kadang cerah, kadang mendung. Cerah atau mendung dikendalikan oleh awan. Beberapa penduduk gotham ingin mengendalikan awan ini, sehingga mereka bisa mengarahkan cuaca untuk menjadi mendung, atau cerah saja. Jadi, para pihak yang mengendalikan awan ini merasakan juga akibat dari perbuatan mereka(cerah/mendung). Tidak serta merta mereka membuat sesuatu sehingga akibat dari perbuatannya jauh dari mereka, justru semuanya merasakan akibatnya. Tapi semua usaha ini ditutupi dengan rapi dengan cara pengalihan pikiran dan propaganda, sehingga apa yang terjadi dan sedang diperbuat oleh pengendali ini, tidak terlihat seperti itu adanya. Pengendali ini kita bagi menjadi dua:
- Pengendali Cerah, adalah Bruce Wayne, Fox, dan Alfred. Kepala Polisi Gordon tidak termasuk karena dia tidak ikut mengendalikan, tapi dia berperan aktif.
- Pengendali Gelap, adalah Joker, kemudian datang Bane dan Talia
Masing-masing pengendali ini ingin melaksanakan keinginan mereka dengan tidak terlihat seperti ingin melakukannya dan tidak ingin diketahui. Semuanya ini selalu disandarkan pada pihak lain, secara jelas ataupun secara misterius. Hal ini terlihat dari kasus-kasus seperti:
- Dent katanya "dibunuh" oleh Batman, ini dilakukan agar pengabdian Dent selama hidupnya tidak tercemari oleh kelakuannya pada akhir hidupnya.
- Joker membuat aksi-aksi kriminalnya bukan karena dia haus harta atau kekuasaan, orang-orang yang mengikutnya sering tertipu dengan ini. Padahal obsesi Joker adalah untuk memelihara kekacauan secara tetap di kota Gotham, sehingga secara psikologis, dia terpuaskan karena merasa kemampuan dia untuk membuat keributan diimbangi oleh Batman untuk memulihkannya kembali. Joker paling bisa mempengaruhi orang-orang disekelilingnya.
- Bane bukan aktor sebenarnya, Talia adalah otak dibalik semua usaha untuk mewujudkan mimpi Ra's al Ghul.
- Bane membacakan pidato asli dari Kepala Polisi Gordon, dan dengan mudahnya masyarakat percaya bahwa itu benar adanya. Terlepas dari benar/salah isi dari pidato tersebut, yang menarik perhatian adalah orang-orang langsung percaya. Inilah cara yang dilakukan Bane untuk menggiring pikiran masyarakat, sehingga terlihat bahwa semua kekacauan ini bukan diakibatkan oleh dirinya, tetapi merupakan keinginan dari masyarakat itu sendiri. Untuk lebih mudah, mari analogikan(berandai-andai) dengan kondisi kita saat ini, dimana secara tiba-tiba seorang tokoh baru, yang tidak jelas datang dari mana, track record nya kabur, tujuannya tidak jelas, dan informasi mengenari dirinya sangat sedikit. Tiba-tiba tokoh baru ini mengatakan hal-hal buruk tentang pemimpin-pemimpin di negri ini, tentang pondasi dari negara ini, dan bahwa kita selama ini sudah ditipu, maka perlu aksi perbaikan agar kita keluar dari penipuan oleh negara ini. Kemudian kita mendengar dan percaya, sehingga aksi-aksi untuk melakukan perubahan yang diserukan oleh tokoh baru ini selalu kita dukung. Kelihatan terlalu dramatisir bukan? hehe, tapi lihat saja sekeliling, nyata kan.
- Lucius Fox "hanya" sebagai manajer kepala penelitian di Wayne Enterprise, tapi sebenarnya, untuk urusan teknologi dan pendanaan fasilitas Batman, dialah orangnya.
- Alfred "terlihat" sangat sederhana bukan? Tapi justru dia yang mengatur urusan rumah tangga di keluarga Wayne, sehingga Bruce Wayne tidak tercampur dengan Batman, dan Batman tidak tercampur dengan Bruce Wayne. Mereka bisa saja punya banyak pembantu dengan rumah sebesar itu, tapi semuanya tetap rapi.
Sangat-sangat menipu bukan, keseluruhan film ini menunjukkan bahwa yang terjadi bukanlah seperti yang terlihat, dan aksi perang hanyalah implikasi tambahan, ketika propaganda adalah senjata utama untuk menundukkan sebuah kota, mungkin negara, bahkan dunia, terlepas dari tujuan akhir yang diinginkan adalah baik atau buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H