Lihat ke Halaman Asli

Deotri Totonafo Saro Gulo

Mahasiswa Ilmu Politik

Ada Apa dengan Pejabat Publik Hari Ini?

Diperbarui: 14 Oktober 2021   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini kita sering disuguhkan berita yang membuat kita miris terkait covid yang semakin hari semakin bertambah dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa pandemi ini akan segera berakhir. Di sisi lain pemerintah bersusah payah untuk memproritaskan antara ekonomi dengan kesehatan. 

Jika dalam hal ini pemerintah lebih mendahulukan kesehatan, maka ekonomi akan terganggu, jika pemerintah mendahulukan ekonomi, maka akan semakin banyak orang yang akan terkena covid. 

Masalah yang ribet kompleks ini membuat pemerintah berupaya dengan segala cara agar bisa menuntaskan permasalahan ini, antara mendahulukan ekonomi atau kesehatan.

Akan tetapi, dibalik susah payah pemerintah dalam menuntaskan permasalahan ini, masih ada oknum pejabat publik yang tidak peka terhadap kondisi yang ada dan tugas mereka dalam menuntaskan covid ini. 

Sebut saja pejabat publik  yang meminta isolasi mandiri di hotel berbintang, ada juga pejabat publik yang meminta baju dinas mewah, dan ada juga pejabat yang meminta kendaraan mobil dinas baru dalam masa pandemi dimana hal ini menjadi bumerang bagi pemerintahan sendiri ketika usaha yang dilakukan oleh pemerintah, tidak sepenuhnya satu suara dalam menyelesaikan permasalahan ini, Akibatnya penanganan covid menjadi terhambat. 

Disisi lain hal ini melukai hati rakyat ketika melihat keegoisan para pejabat publik yang mestinya bisa mereka harapkan untuk menolong mereka.

Anosmia / Hilangnya rasa empati

Beberapa waktu yang lalu sempat viral istilah Anosmia yang disampaikan oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa Trans 7.  Anosmia adalah sebuah istilah baru yang ada ketika masa pandemi ini, istilah ini merupakan arti lain dari hilangnya rasa indra penciuman yang merupakan salah satu gejala seseorang telah terpapar covid 19.

Akan tetapi dalam hal ini, yang dimaksud kan oleh Najwa bukan itu, istilah ini ia pakai untuk menyindir sejumlah oknum pejabat publik yang telah kehilangan rasa empati nya pada masa pandemi ini. 

Menurutnya wabah pandemi ini bukan hanya menyerang orang yang lemah fisiknya saja, tetapi juga menyerang iman yang lemah dari pejabat publik sehingga berakibat pada hilangnya rasa empati dari pejabat publik kita. 

Efeknya, pejabat publik merasa telah menjadi Raja yang dimana apapun permintaanya harus dilaksanakan dengan segera, jika tidak ia akan memberi ancaman seperti mogok kerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline