Lihat ke Halaman Asli

Experiental Learning David Kolb

Diperbarui: 10 Desember 2021   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang tokoh pendidikan sekaligus psikolog terkenal David Allen Kolb yang lahir di Amerika pada tahun 1939. Kolb meraih gelar BA sebagai lulusan Knox College di tahun 1961 selain itu Kolb merupakan lulusan Harvard University dan meraih gelar MA dan Ph.D. David A. Kolb dikenal dengan penelitiannya terkait gaya belajar dan belajar pengalaman. Penelitian ini merupakan pengembangan teori yang mengacu pada ide-ide filsuf seperti John Dewey, Jean Piaget, Kurt Lewin, dan beberapa filsuf lain yang menulis terkait pengalaman belajar paradigma. Kolb berhasil menulis beberapa karya-karyanya diantranya, The Critique of Pure Moderenity : Hegal, Heidegger, and After (1987); The Experiental Learning Theory of Career Development (1974).  

Kolb sukses mengembangkan teori experiental learning pada tahun 1980an. Experiental learning theory adalah proses yang menekankan pengetahuan hasil dari kombinasi berbeda dari menangkap dan mentransformasikan pengalaman. Teori tersebut mengajak siswa untuk dapat memahami pengalaman dengan dua teknik berbeda, yaitu melalui pengalaman konkret dan juga konsep abstrak. Siswa belajar untuk dapat melihat kejadian yang dalam kehidupan sehari-hari secara kritis dan melakukan pengamatan sederhana untuk mengetahui yang sesungguhnya yang terjadi dan selanjutnya siswa dapat menarik kesimpulan. Gaya belajar ini dapat juga termasuk resource based learning yang mengarah kepada cara siswa belajar dengan melakukan observasi untuk bisa memecahkan masalah.

David Allen Kolb membagi tahapan dalam belajar dalam empat tahap, yaitu :

  • Concrete experience, pada tahapan ini siswa hanya mengalami suatu kejadian dan belum memahami bagaimana dan mengapa sebenarnya hal itu terjadi. Siswa juga belajar melalui perasaan yang mengacu pada pengalaman konkret yang dialaminya.
  • Reflective observation, pada tahap mengamatan aktif dan reflektif siswa lama-kelamaan pun akan mengamati hal yang terjadi dan berusaha untuk memahaminya.
  • Abstract conceptualization, siswa mulai merancang konsep abstrak terkait hal-hal yang sudah diamatinya. Pada tahap ini siswa juga belajar untuk membuat generalisasi dari berbagai kejadian yang berbeda tetapi memiliki landasan aturan yang sama.
  • Active experimentation, dalam tahapan ini siswa sudah mumpuni untuk mengaplikasikan suatu aturan umum ke dalam situasi yang baru. Contohnya ketika siswa tidak hanya memahami asal-usul suatu rumus, namun juga bisa mengaplikasikan rumus tersebut ke dalam suatu kasus yang belum pernah ditemui.

Adapun empat gaya belajar menurut Kolb, diantaranya :

  • Diveger, siswa yang memiliki gaya belajar diveger cenderung menekankan pada segi perasaan dan pengamatan. Tipe diviger biasanya melihat situasi konkret dari banyak sudut yang berbeda. Siswa dengan gaya belajar ini mempunyai beberapa karakteristik mendasar yaitu :
  • Siswa menyukai dengan tugas yang menuntunnya untuk menemukan ide-ide baru.
  • Siswa menyukai hal yang terkait budaya.
  • Siswa cenderung mengumpulkan informasi.
  • Assimilator, siswa dengan gaya belajar ini merupakan kombinasi dari belajar dengan cara berfikir dan mengamati. Tipe assimilatorbiasanya memiliki kelebihan untuk dapat memahami berbagai sajian informasi kemudian merangkumnya ke dalam suatu format yang logis, singkat, dan jelas. Karakteristik siswa yang memiliki gaya belajar ini biasanya kurang perhatian dan peduli terhadap orang lain. Namun, seorang assimilator juga menyukai ide serta konsep abstract.
  • Converger, siswa dengan gaya belajar ini merupakan seseorang yang belajar mellalui kombiasi berpikir dan berbuat. Tipe converger biasanya unggul dalam menemukan fungsi yang praktis dari berbagai ide dan teori. Karakteristik seseorang dengan gaya belajar converger diantaranya :
  • Memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
  • Mempunyai tugas-tugas teknis dari pada masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
  • Accommodatormerupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan. Tipe seorang accommodator biasanya memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukan sendiri. Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki karakteristik:
  • Menyukai pembuatan rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang.
  • Cenderung bertindak berdasarkan alisis logis
  • Seorang accommodator, biasanya lebih mempertimbangkan faktor manusia disbanding dengan analisis teknis dan memecahkan suatu masalah.

Model Experiental Learning dalam penerapannya mengacu pada pengalaman siswa untuk menyusun pemahamannya sendiri melalui empat siklus dalam belajar, yaitu :

  • Concept Experiental
  • Reflective Observation
  • Abstract Conceptualization
  • Active Experimentation

Melalui penerapan model pembelajaran ini, diharapkan menjadi salah satu pilihan dalam mendesai suatu pembelajaran di kelas sesuai dengan empat gaya belajar diantaranya, Diviger (CE/RO), Assimilator (AC/RO), Converger (AC/AE), Accomodator (CE/AE).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline