Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan dan Tantangan Sosiologi Dalam Pendidikan Islam di Era Modern

Diperbarui: 17 November 2024   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nadia Putri Masyita 

Abstrak

Pendidikan Islam berperan vital dalam membentuk individu yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam. Tantangan modernisasi dan globalisasi menuntut pendidikan ini untuk tetap relevan di tengah perubahan sosial dan budaya. Integrasi pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam membantu memahami interaksi antara pendidikan dan struktur sosial, menjadikannya lebih adaptif terhadap dinamika masyarakat. Pendekatan ini memungkinkan pendidikan Islam menjembatani teori dan praktik, mempertahankan nilai-nilai moral sambil merespons perubahan sosial. Dengan demikian, pendidikan Islam yang sosiologis dapat mengembangkan individu berpengetahuan luas dan berperan positif dalam masyarakat, memperkuat perannya sebagai agen perubahan sosial menuju masyarakat yang harmonis.  

Pendahuluan 

Pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari konteks sosialnya. Sebagai lembaga yang bertujuan membentuk pribadi manusia seutuhnya, pendidikan Islam menekankan pada pengembangan aspek spiritual, intelektual, sosial, dan emosional. Peran pendidikan ini lebih dari sekadar transfer pengetahuan; pendidikan Islam berfungsi sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan keagamaan yang mendalam. Dengan latar belakang bahwa pendidikan berfungsi untuk melanjutkan keberlangsungan budaya dan nilai-nilai dalam masyarakat, pendekatan sosiologi dalam pendidikan Islam menjadi penting untuk memahami bagaimana pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur sosial di sekitarnya.  Pendidikan Islam memainkan peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang bermartabat dan berakhlak.  Hal ini menjadi semakin signifikan di era modern yang ditandai dengan perubahan sosial dan globalisasi yang cepat. Era ini membawa berbagai tantangan seperti pergeseran nilai, tekanan budaya luar, dan kemajuan teknologi yang mempengaruhi interaksi sosial serta pola pikir generasi muda. Di sinilah pendekatan sosiologi pendidikan berperan untuk memahami bagaimana interaksi antara elemen pendidikan (guru, siswa, kurikulum) dan elemen sosial (keluarga, masyarakat, media) membentuk hasil dari pendidikan itu sendiri. Dalam pengertian yang lebih luas, sosiologi pendidikan Islam menelaah bagaimana pendidikan agama membentuk perilaku sosial, memperkuat identitas keagamaan, dan memfasilitasi pengembangan kearifan sosial. Studi-studi menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berdampak pada perkembangan individu secara pribadi, tetapi juga pada pembentukan struktur dan dinamika sosial dalam masyarakat Muslim. Pendidikan ini diharapkan dapat mempersiapkan generasi yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat, mampu menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati diri. 

 Metodologi 

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan atau tinjauan pustaka Pengumpulan data dimulai dengan mengidentifikasi literatur yang sesuai menggunakan kata kunci seperti “sosiologi pendidikan Islam” dan “pendidikan Islam dan globalisasi” di basis data online seperti Google Scholar dan Garuda Ristekbrin. Setelah itu, literatur yang ditemukan dievaluasi untuk mencerminkan sumber dan relevansinya dengan tujuan penelitian. Data yang dipilih kemudian disintesiskan dan direkomendasikan berdasarkan tema utama seperti peran pendidikan Islam dalam masyarakat, dampak globalisasi, serta pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola atau tema yang muncul, seperti “pendidikan Islam sebagai agen perubahan sosial.” Selain itu, data juga dianalisis secara komparatif untuk mengidentifikasi perbedaan pandangan di berbagai sumber, yang memperkaya wawasan tentang konsep-konsep sosiologis dalam pendidikan Islam. Penelitian ini juga memanfaatkan model teoritis dari pendidikan sosiologis, seperti teori interaksi simbolik dan teori fungsionalisme, untuk Validasi data dilakukan melalui triangulasi dengan membandingkan hasil dari berbagai sumber untuk meningkatkan akurasi hasil analisis. Validasi ini memastikan bahwa kesimpulan yang diambil didukung oleh data yang konsisten dan terpercaya. Penelitian ini mematuhi prinsip etika kepustakaan dengan memberikan atribusi yang tepat pada semua literatur yang digunakan, serta menjaga objektivitas dalam analisis. 

Metode kajian kepustakaan ini memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif mengenai peran dan tantangan sosiologis dalam pendidikan Islam. 

Pembahasan 

1. Pendidikan Islam sebagai Pilar Pembangunan Sosial

 Pendidikan Islam bertujuan mencetak generasi yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan ilmiah dan keimanan yang mendalam. Aspek ini penting karena pendidikan tidak hanya berperan dalam meningkatkan kapasitas kognitif, tetapi juga dalam membentuk karakter dan kepribadian yang berakhlak. Pendidikan Islam, dari masa ke masa, memegang peranan penting dalam membangun struktur sosial yang stabil. Pengajaran agama tidak hanya dilakukan di institusi formal seperti sekolah dan universitas, tetapi juga di pesantren dan majelis taklim, yang memiliki fungsi sosialisasi yang kuat dalam masyarakat. Di era modern, pendidikan Islam terus menghadapi tantangan dalam mempertahankan peranannya sebagai agen utama pembangunan sosial di tengah perubahan cepat akibat globalisasi. Tuntutan untuk memberikan materi yang relevan dan adaptif menjadi semakin mendesak, dengan tetap menjaga nilai-nilai moral yang kuat. Secara historis, pendidikan Islam telah berhasil menciptakan komunitas-komunitas yang solid dengan tingkat kepercayaan sosial yang tinggi, karena pendidikan ini menanamkan prinsip-prinsip kebersamaan, tolong-menolong, dan keadilan. Peran pendidikan Islam dalam memperkuat struktur sosial bukan hanya dalam aspek teoritis, tetapi juga praktis. Misalnya, kajian di berbagai pesantren modern menunjukkan bahwa santri yang dididik dengan pendekatan holistik (menggabungkan pendidikan agama dan umum) mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat. Para lulusan pesantren ini biasanya memiliki karakter yang kuat dalam menjunjung tinggi nilai-nilai etis, integritas, dan tanggung jawab sosial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline