Lihat ke Halaman Asli

Dekristo

Pengusaha

Cerpen | Fokus Tujuan Awal

Diperbarui: 22 Oktober 2018   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bonjour.....!!

Hai, sudah miliaran tahun ya baru saya menulis lagi hufft.

Sebelumnya saya berkomitmen di tulisan sebelumya bahwa saya akan rajin post tapi yah,  Saya mau minta maaf karena komitmen ini tak terpenuhi. Saya tidak ingin membuat kebohongan publik hehe.

Setelah menjadi mahasiswa saya berkeinginan untuk mengikuti setiap organisasi atau UKM untuk menambah skilku sebagai bekal cita-citaku di masa depan, terutama dalam hal menulis. 

Carita ini bermula ketika di UKM di kampus yang aku ikuti ada pemberitahuan bahwa jumat malam akan ada kegiatan rapat bersama untuk penguatan hubungan sesama anggota baru. 

Sejak awal di post di grup UKM, pemberitahuan ini tidak pernah aku gubris, dan ini bukan pertama kali aku melakukan ini, aku sudah 2 kali tidak hadir kegiatan ini di kampus. Namun minggu ini aku sedang suka dengan seorang cewek imut di UKM yang sama. Dan aku mengetahui bahwa dia aktif di organisasi ini dan saya berfikir kemungkinan dia akan pergi jumat malam besok.

Hari jumat,

Aku begitu malas hari ini karena siang ini hanya 1 mata kuliah dan itu akan membuatku ngantuk di jam seperti itu. Aku memutuskan untuk berangkat saja, berangkat ke tempat tidur, dan tidur lagi. Tak terasa kegiatan tak berguna ini selesai, saya terbangun dan menunjukan pukul 7 malam, dan aku ingat hari ini cewek imut itu akan pergi  rapat di kampus, segera ku pakai jurus  menit.  

Kemudian saya langsung otw ke kampus. Sampai di ruangan saya mengintip, tenyata didalam masih sedikit orang dan kemungkinan itu panitia inti saja. Saya mencoba mencari cewek tersebut dan dengan muka grogi kalau kalau dia melihat wajahku yang dekil ini mau dibawa kemana diri ini.

 Lama-kelamaan mulai banyak teman-teman yang datang dan Diapun muncul dengan teman-temannya, saya berusaha memposisikan diriku agar terlihat olehnya. Setelah dia duduk saya terus memandangnya tapi, alangkah kecewanya saya ketika dia tidak mau memandang saya, saya jadi merasa bersalah, padahal semalam aku sempat menelponnya dan semuanya baik-baik saja.  

Sepanjang rapat itu saya merasa sedih dan sakit hati ketika tahu dia marah pada saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline