Pemilihan Umum Presiden Republik Indonesia tahun 2024 sudah di ambang pintu. Lantas, dimanakan posisi kita berada?? Di dapur, di sawah, di perkantoran, di sekolah, di embong jalan, ataupun di bawah terik matahari bertarung dengan kerasnya rupiah demi keluarga kecil nan sederhana yang menanti di rumah??
Dimanapun kita berada dan apapun profesi kita melawan kerasnya hidup melawan penindasan intelektual, kita perlu membuka tabir fanatisme Pemilu agar tak membuat sebuah kemunduran jaman yang terbungkus oleh hedonisme.
Bukan tanpa arti sebuah pendidikan seseorang untuk memahami teoritikal politik yang kian memanas di Indonesia. Namun, pemahaman makna yang sesungguhnya, selayaknya dan sepatutnya dapat membuka kekerasan hati individual yang bersikap fanatik. Fanatik sebuah pilihan hati bukanlah sesuatu hal yang dilarang, tetapi janganlah tertutup dengan kerasnya hati akan sebuah kebenaran. Kebenaran yang tertutup dengan tujuan pribadi yang tersentuh dari bisikan-bisikan syetan dan iblis yang berwujud manusia.
Jika bukan si A maka tidak akan menjatuhkan pilihan pada pilihan yang lain meskipun si A sudah sangat jelas kebobrokan sikap, kecerdasan berfikir, emosional sikap, dan berjuang untuk siapa. Cerdas saja dalam
menentukan pilihan tidaklah cukup. Membuka hati kadang perlu, untuk memaknai siapa dan jatuh pada siapa pilihan hati kita yang mampu membawa pada kemajuan bangsa dan negara. Membuka lebar-lebar fanatisme diri perlu demi tercapainya ekspektasi bangsa Indonesia yang jaya. Namun, menghilangkan ego pribadi demi sebuah kepentingan pribadi dan golongan perlu dihindari. Bukan, karena diiming-imingi sesuatu yang kita harapkan, malah menutup hati kita akan suatu kebenaran.
Pertarungan politik di Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2024 di tentukan oleh torehan tangan kita sendiri. Iya atau tidak secara langsung akan memberikan efek positif dan negatif kepada kita sendiri. Mungkin mustahil bagi kita akan bertemu langsung dengan orang nomor 1 di Inonesia itu, jika sudah terpilih nanti, tetapi dengan kebijakan-kebijakan politiknya baik di bidang kenegaraan dan pemerintahannya, diharapkan mampu membawa angin segar bagi kita.
Sebuah angin perubahan di segala bidang kehidupan seperti, mensejahterahkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi hakikat tujuan bangsa Indonesia di bawah panji-panji perdamaian dunia. Selain itu, merasa dihargai dan berada di posisi kontestasi yang selayaknya dan patut diperhitungkan di kanca dunia internasional juga ekspektasi seluruh rakyat Indonesia.
Nah, masih perlukah fanatisme pemilu menurut kalian??
Kini, nasib bangsa Indonesia ke depan sedang menunggu tangan-tangan rakyat Indonesia menorehkan
dan menjatuhkan pilihan hatinya. Nantinya, akan ada berbagai informasi yang disodorkan oleh tim pemenangan atau tim sukses dari masing-masing pasangan calon presiden. Tentunya, mereka akan saling menyodorkan visi dan misi terbaiknya dalam Pemilu ini dengan mengedepankan keunggulan masing-masing dan menutupi kelemahannya. Terkadang, mereka menyerang kelemahan lawan dengan keunggulan yang dimilikinya dengan harapan memenangkan hati rakyat Indonesia. Menutupi hal kebenaran dengan cara apapun yang dilegalkan pasti akan dilakukan, bahkan dengan cara-cara tertentu yang tidak kita ketahuipun juga akan dilakukan.
Nah, lantas bagaimana dengan kita sebagai rakyat Indonesia menyikapi hal tersebut?