Tahukah kalian dengan keberadaan perpustakaan di sekolah kalian? Berapa kali dalam seminggu kalian mengunjungi perpustakaan? Menarikkah perpustakaan menurut kalian?
Ada berbagai pertanyaan yang muncul ketika kita melihat keberadaan perpustakaan di berbagai sekolah sudah jarang dikunjungi oleh pembaca. Bahkan, buku-buku yang terpajang di rak buku lapuk bukan karena sering dibaca oleh pembaca. Namun, tak lain dikarenakan oleh usang dimakan waktu, rayap, dan debu.
Miris jika melihat kondisi perpustakaan yang seperti ini. Ada juga keberadaan perpustakaan yang ada dalam kondisi bersih dan rapi tapi sepi pengunjung.
Hal apakah yang menjadikan perpustakaan menjadi miris seperti itu?
Budaya literasi tergerus dengan suguhan berbagai aplikasi hiburan di sosial media. Perkembangan teknologi yang tidak terfilter efek negatifnya mempengaruhi keberadaan perpustakaan semakin terpuruk. Selain itu, menurunnya budaya literasi semakin memperburuk keadaan.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa?
Keberadaan perpustakaan yang konvensional sudah seharusnya perlu diakselerasi menjadi perpustakaan yang berbasis digital. Selain, penataan ruang yang bersih, rapi, nyaman, dan menyenangkan. Perubahan dunia yang semakin maju menyebabkan kita perlu berinovasi agar mampu menyeimbangkan dengan perkembangan jaman yang semakin pesat.
Tata kelola ruang dan pelayanan harus sudah berbasis digital. Tanpa adanya sentuhan teknologi maka perpustakaan yang konvensional akan ditinggalkan pembaca. Sebab, adanya kemudahan akses internet dimanapun dan kapanpun membuat kita memperoleh kemudahan mendapatkan berbagai informasi dunia tanpa terhalang ruang dan waktu. Untuk itulah perlu adanya akselerasi transformasi digital perpustakaan.
Aksi nyata akselerasi transformasi digital perpustakaan perlu diwujudkan dan bukan sekedar teori, wacana, atau bahan diskusi semata. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh tanpa adanya aksi nyata adalah perbuatan yang sia-sia. Dan aksi nyata tanpa dasar ilmu pengetahuan adalah kebohongan.
Berikut langkah-langkah yang mungkin bisa djadikan acuan agar akselerasi transformasi digital perpustakaan dapat terwujud:
1) Perbaiki tata kelola ruang perpustakaan.
Perpustakaan akan ditinggalkan pembaca jika tata kelola ruang perpustakaannya tidak baik. Kebersihan, kerapian penyusunan buku, dan kenyamanan ruang baca perlu diciptakan agar pembaca merasa nyaman berada di ruang perpustakaan. Keindahan lingkungan perpustakaan juga menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukan agar pembaca tertarik untuk mengunjungi perpustakaan.
2) Upgrade kualitas pelayanan.
Pelayanan perpustakaan perlu ditingkatkan. Hal ini bisa dimulai dari pelayanan peminjaman buku, pelayanan ruang baca, dan pelayanaan perpustakan yang mudah dan menarik pembaca. Misalnya, dimulai dari pelayanan akses masuk, ruang tunggu, ruang santai, pojok cafetaria, ruang ibadah, ruang baca, ruang peminjaman buku, ruang koleksi buku berdasarkan tingkatan dan kelas, ruang kreasi, ruang prestasi, ruang koleksi terbaru, ruang perkembangan dunia, ataupun ruang karya-karya terbaru anak bangsa.