Lihat ke Halaman Asli

Di Pematang Paling Sepi

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sehampar bebunga yang ranum dalam mimpi percikan mataair pemberi asa

Bercerita beburung di bukit sunyi yang terdiam di balik pepohonan kering

Bayang-bayang pun mengudara dikejar angin,dikejar beliung badai

Hamparan rumput terdampar di sisi sawah

menghiba,menanti kembali berderma

Sekuat apa setelah layu, belum tentu menjulang

Aku masih di bibir pematang paling sepi bersama sanubari menanti lembayung menyambut

Menunggu genangan gerimis merinai menebar cinta sejengkal walau selebar pipit merentang di jagat raya yang maha

Di pematang paling sepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline