Ketika berbicara tentang Nabiyullah Isa alaihissalam, Al-Qur`an memberi isyarat pada dua tahapan usia manusia secara global, yaitu masa kanak-kanak (shabiy) dan masa dewasa (kuhulah). Kata 'kahla' hanya dijumpai pada dua tempat di dalam Al-Qur`an yaitu Surat Ali Imran ayat ke-46 dan Surat Al-Maidah ayat ke-110. Lafalnya adalah sebagai berikut:
Wa yukallimannaasa fil mahdi wa kahla wa minash shaalihiin
"Dan dia berbicara kepada manusia saat dalam buaian dan ketika dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh." (QS. Ali Imran (3):46)
Tukallimunnaasa fil mahdi wa kahla
"Engkau berbicara kepada manusia saat dalam buaian dan ketika dewasa." (QS. Al-Maidah (5):110)
Kemampuan Isa berbicara saat masih bayi merupakan mukjizat dari sekian banyak mukjizat yang dimiliki Isa alaihissalam atas izin Allah.
Menurut Ibnu Katsir 'berbicara kepada manusia saat dalam buaian dan ketika dewasa' maknanya: 'mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, saat dia masih kecil, sebagai mukjizat dan tanda kebesaran Allah, dan saat ia dewasa tatkala dia menerima wahyu dari Allah tentang itu."
Di Surat Maryam ayat ke-29, pasangan kata 'fil mahdi' (dalam buaian) itu dipertegas dengan lafal shabiyya.
Fa-asyaarat ilaihi, qaaluu kaifa nukallimu man kana fil mahdi shabiyya
Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, "Bagaimana kami berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" (QS. Maryam (19):29)