Lihat ke Halaman Asli

Pembelajar Swakarsa

Diperbarui: 9 Juni 2022   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kisah perjalanan (rihlah) ilmiah Nabi Musa alaihissalam bersama asistennya Yusya’ bin Nun -menemui Nabi Khidr, merupakan contoh dari kegigihan seorang pembelajar swakarsa dalam pembelajaran yang diistilahkan sekarang sebagai self-determined learning alias ‘heutagogy’.

Tanpa bermaksud mencocok-cocokkan (cocoklogy), profil Nabi Musa sebagai pembelajar memang sangat mewakili ajaran dan anjuran menuntut ilmu dari agama Islam, sampai dengan masa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. 

Kisah ini dituturkan dengan indah dan manusiawi dalam Surat Al-Kahfi (18) ayat 60-82. Demikian pula penjelasan hikmah dan hukum-hukumnya diuraikan dalam Tafsir As-Sa’dy.

Kisah ini sudah banyak dikaji dan ditulis orang. Namun masih ada sejumlah pelajaran penting kisah itu dalam relevansinya dengan strategi pembelajaran kontemporer.

Sebelum manusia mampu ‘melipat jarak dan waktu’ lewat internet, perjalanan jauh untuk menemui para pakar dan orang-orang berilmu, untuk ber-mulazamah  bersama mereka merupakan proses dan konsekuensi yang lazim dan harus dilakoni seorang pembelajar zaman dahulu. Misalnya para ahli hadis yang mencari riwayat dari para perawi di berbagai negeri muslim di masa keemasan kodifikasi ilmu hadis.

Pembelajaran swakarsa (self directed, self-determined, atau self regulated learning) adalah kondisi di mana pembelajar menentukan sendiri hasil (outcomes) yang ingin ia capai, beserta metode, prosedur, alat dan tahapan-tahapannya.

‘Heutagogy’ adalah istilah baru dari pedagogy barat yang dimaksudkan sebagai semacam metode belajar mandiri yang biasa diraih kaum otodidak (self-taught). Kalau belajar otodidak menyiratkan pembelajaran mandiri dengan ketiadaan instruktur atau mentor, heutagogy masih mengandaikan adanya guru, pembimbing, mentor, instruktur, namun otoritas dan inisiatif belajar datang dari diri pembelajar (inside out) bukan akibat intervensi dari luar.   

Di bawah ini adalah pelajaran dan hikmah yang kami maksud.

Pertama, bahwa pembelajar swakarsa adalah seorang yang motivasi belajarnya di atas rata-rata. Dia mau bersusah payah dan rela menempuh waktu yang lama guna mendapatkan ilmu yang diinginkan.

“Dan ketika Musa berkata kepada bujangnya, ‘Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua lautan, atau aku akan berjalan terus hingga bertahun-tahun.’” (Surat Al Kahfi: 60)

Kedua, pembelajar swakarsa adalah pribadi yang kritis, yang berani mengatakan sesuatu yang salah  menurut pikirannya dan menurut akal sehat sebagai sesuatu yang perlu dipersoalkan dan harus diingkari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline