Lihat ke Halaman Asli

Deny Oey

TERVERIFIKASI

Creative Writer

Narman, Sang Pembuka Cakrawala Baduy di Dunia Maya

Diperbarui: 25 Oktober 2023   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Pembuka Cakrawala Baduy (Dok. GNFI) 

Jika berbicara tentang suku pedalaman di Nusantara yang menarik untuk dikunjungi, Suku Baduy pasti ada dalam daftar tersebut. Suku Baduy atau biasa disebut Urang Kanekes adalah suku pedalaman yang mendiami wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Suku Baduy merupakan salah satu suku yang masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat. Bahkan, Suku Baduy juga menutup diri dari dunia luar sehingga tidak tersentuh modernisasi dan perkembangan tekonologi.

Masyarakat Baduy hidup dari bertani, berkebun dan bercocok tanam. Seiring perkembangan zaman, Suku Baduy mulai menerima tamu dan wisatawan dari luar. Disinilah mereka mulai bekerja di sektor pariwisata dengan menjalani berbagai profesi seperti tour guide, porter, penyewaan homestay hingga penjualan kerajinan tangan khas Baduy. 

Meski demikian, mereka masih menjunjung tradisi, membagi wilayah Baduy jadi dua bagian dimana Baduy Luar memiliki aturan adat lebih longgar terhadap modernisasi sementara Baduy Dalam tidak sama sekali.

Melihat potensi Baduy untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas, seorang pemuda asal Baduy bernama Narman mencoba memanfaatkan internet untuk meningkatkan penjualan kerajinan tangan khas Baduy. Keresahan ini berawal dari banyaknya kerajinan tangan yang sulit terjual karena masyarakat hanya menunggu datangnya wisatawan.

Baduy Luar (Dok. Medium) 

Hal ini sungguh miris karena kerajinan tangan khas Baduy adalah salah satu kearifan lokal yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu sektor ekonomi kreatif yang potensial bagi masyarakat Baduy. Narman pun berinisiatif untuk mempromosikan produk khas Baduy tersebut dengan cara yang lebih modern.

Berawal di tahun 2016 ketika Narman dan teman-temannya sudah memiliki telepon seluler alias smartphone yang awalnya hanya diperbolehkan untuk komunikasi. Didorong rasa penasaran, Narman mencoba mengutak-atik gawai tersebut dan secara otodidak belajar cara menggunakan internet, membuat website dan akun media sosial.

Pembelajaran secara otodidak itu membuahkan hasil dengan lahirnya website dan akun Instagram dengan nama Baduy Craft yang menjual beberapa kerajinan tangan khas Baduy seperti gelang, kain tenun, tas dan kalung yang dipasarkan secara daring. Bahkan, Narman juga menjual produk-produk tersebut di e-commerce.

"Dengan online, misi saya hanya satu, memajukan ekonomi warga Baduy. Saya juga buka di Tokopedia dan Bukalapak. Tujuannya lebih memudahkan masyarakat yang tertarik dengan produk kerajinan masyarakat Baduy," jelas Narman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline