Saya lupa kapan terakhir kali baca komik. Bahkan, saya lupa kapan terakhir membaca komik lokal. Rata-rata komik yang saya baca adalah komik Jepang atau Amerika. Genrenya pun juga bermacam-macam walaupun mayoritas favorit saya adalah komik aksi dan juga komik petualangan.
Lalu bagaimana jika ada komik produksi lokal yang membawa genre berbeda seperti komik sains atau komik budaya, tentu sangat menarik bukan! Itulah yang saya rasakan ketika membaca lembar demi lembar komik Sandi Nusantara karangan Hokky Situngkir dimana cerita dibuat oleh Riani Charlina dan Kris Yunita sebagai ilustrator.
Hasilnya? Saya akhirnya bisa melihat dan membaca komik lokal yang rasanya "Indonesia banget" namun tetap dengan sentuhan modern.
Sandi Nusantara Vol. 1 menjadi cerita pembuka dari seri komik Sandi Nusantara lainnya yang sangat edukatif dan juga informatif.
Bagaimana tidak, cerita yang diangkat adalah tentang hubungan orang tua dan anak. Ditambah lagi sosok orang tua yang diangkat berasal dari figur ayah yang jarang sekali diekspos khayalak umum yang seringnya lebih banyak mengangkat figur seorang ibu.
Sandi Nusantara bercerita tentang Sandi, seorang anak yang terbangun dari tidurnya dimana yang dia ingat hanya namanya sendiri dan wajah ayahnya. Saat itu dia menemukan pesan dari ayahnya bahwa ingatannya akan kembali asal mengikuti perjalanan dalam sebuah buku.
Disini Sandi akan flashback ke masa kecil sang ayah mulai dari jenjang SD hingga SMA dengan segala lika liku perjalanannya, apa yang dirasakan, dipikirkan dan dilalui sang ayah dalam lingkup sosialnya.
Di komik petualangan ini kita juga akan melihat interaksi Sandi dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Waclaw Sierpinski, Kurt Godel hingga Benoit Mandebrot. Interaksi inilah yang akan menjadi pembuka perjalanan dan petualangan Sandi berikutnya tentang tradisi dan budaya nusantara.
Sandi Nusantara menjadi menjadi bacaan menarik karena selain informatif dan edukatif, komik petualangan ini terasa menghibur dengan jalan ceritanya yang ringan dan bisa diterima oleh semua kalangan umur.
Disini kita juga diberi sudut pandang orang pertama sebagai Sandi yang mengais memori masa kecil sang ayah serta pemikirannya yang revolusioner untuk anak seusianya.