Lihat ke Halaman Asli

Deny Oey

TERVERIFIKASI

Creative Writer

Rencana Perjalanan Setelah Pandemi Selesai

Diperbarui: 11 Mei 2020   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana perjalanan (sumber: suara.com)

Saat ini, beberapa kota di Indonesia sedang memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Masyarakat juga dihimbau untuk tinggal di rumah demi memutus rantai penyebaran virus corona. Tak dipungkiri, virus ini telah menjadi pandemi global dan memaksa semua orang untuk 'tak bisa pergi kemana-mana'.

Sebagai seorang petualang dan pengelana picisan, saya pribadi cukup merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Beberapa rencana perjalanan yang sedianya dilakukan pada Maret-April silam terpaksa ditunda atau dibatalkan. Padahal sudah ada planning trip di setiap minggunya.

Kita tidak tahu kapan pandemi ini selesai, angka-angka jumlah pasien terjangkit corona juga masih bertambah. Beberapa orang sudah merasa bosan dan jengah karena terus berdiam di rumah, termasuk saya pribadi.

Namun kita harus berdamai dengan keadaan dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin selama masa karantina ini. Saya pribadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan menulis, membaca buku atau streaming youtube mencari hiburan, sekedar untuk self healing dan terus berpikir positif.

Salah satunya adalah menulis rencana perjalanan setelah pandemi selesai. Tak ada salahnya menuliskan target dan tujuan kita yang tertunda serta mencoba merealisasikannya.

Adapun rencana-rencana perjalanan tersebut antara lain:

Surabaya (sumber: tripadvisor.com)

1. City tour Surabaya

Ini adalah sebuah 'hutang' yang sejatinya harus dilunaskan pada April silam. Kebetulan, akhir tahun lalu saya mendapatkan voucher menginap di hotel bintang 4 di Surabaya (yang expired 30 April 2020).

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rencana perjalanan yang sejatinya dilakukan pada awal bulan ramadhan itu terpaksa dibatalkan. Voucher hotel juga sudah expired. Akan tetapi, rencana harus tetap dilanjutkan. Apalagi saya akan melakukan perjalanan ini seorang diri atau solo trip.

Alasan mengapa saya ingin ke Kota Pahlawan ini sebenarnya cukup sentimentil. Ibu saya berasal dari Surabaya. Meski lahir di Jakarta dan belum pernah menginjakkan kaki di kota terbesar kedua di Indonesia tersebut, sebagian dari diri saya mengatakan bahwa 'sekali-kali kau harus mudik'. Karena dalam tubuh ini juga mengalir darah arek suroboyo.

Anyway, saya tak melakukan perjalanan ini benar-benar sendirian. Untunglah saya memiliki 2-3 teman yang bisa dihubungi dan menemani perjalanan saya selama di Surabaya. Semoga rencana ini bisa terlasksana. Amin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline