Dalam mendaki gunung, logistik dan bahan makanan menjadi "barang bawaan" penting dan wajib selain perlatan pendakian yang lengkap. Camping di atas gunung dimana tak ada penjual makanan membuat para pendaki harus terbiasa memasak makanannya sendiri.
Belakangan ini aktivitas mendaki memang tengah digandrungi, khususnya oleh milenials. Sayangnya para pendaki ini tidak dibekali pengetahuan dasar, terutama mengenai manajemen logistik saat pendakian. Akhirnya mereka hanya membawa makanan instan tanpa tahu efek yang ditimbulkan bila terlalu sering mengkonsumsinya.
Perlu diketahui, komponen gizi dan nutrisi harus dikalkulasikan dengan tepat untuk aktivitas di alam terbuka, seperti mendaki gunung. Kalori yang diperlukan berkisar 2.500 s/d 3.500 kalori per hari. Kebutuhan kalori pendaki pria dan wanita juga berbeda karena wanita memiliki jaringan lemak bawah kulit yang lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.
Pendaki pria dengan jenis aktivitas ringan membutuhkan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori. Sedangkan untuk pendaki wanita dengan jenis aktivitas ringan membutuhkan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori.
Komposisi yang pas agar zat-zat gizi tersebut terpenuhi adalah: protein 12%-15%, lemak 20%-25%, karbohidrat 60%-70%. Selain ketiga zat gizi tersebut, masih ada beberapa komponen nutrisi lainnya yang dibutuhkan agar tubuh tetap fit selama pendakian.
Logistik yang memberi asupan nutrisi tersebut adalah:
1. KARBOHIDRAT
Sangat jelas, kita membutuhkan karbohidrat sebagai penyumbang energi terbesar saat mendaki. Aktivitas fisik yang berat tentu membutuhkan banyak energi. Nasi menjadi piliham utama. Meski memasaknya butuh waktu lama namun bahan makanan satu ini sangat pas sebagai pemasok energi.
Alternatif lain adalah roti, namun cuaca dingin di atas gunung bisa membuat roti keras dan membeku (saya pernah mengalaminya). Umbi-umbian seperti kentang, singkong dan ubi juga bisa menjadi sumber karbohidrat. Umumnya, mereka yang menghindari nasi akan memilih kentang.
Pilihan lain adalah spaghetti, apalagi yang berbahan gandum. Ingin yang lebih praktis? Mie instan jawabannya, baik yang dimasak maupun yang cukup diseduh. Namun sebaiknya mie instan dijadikan opsi terakhir atau untuk keadaan darurat.
2. PROTEIN