Tiga tahun silam ketika kembali ke dunia social media, saya dikejutkan dengan sebuah tren dimana banyak sekali orang yang mengunggah makanan atau minuman sebelum mereka menikmatinya. Yes, tren mengupload foto makanan saat itu sudah mewabah di kalangan user social media. Mulai dari makanan kelas pinggir jalan, restoran, kafe sampai hotel.
Sejatinya tren ini sudah mewabah beberapa tahun sebelumnya. Hanya saja saya baru ngeh karena baru saja comeback setelah empat tahun hibernasi dari jagat dunia maya. Entah apa maksud dan tujuan dari memotret makanan sebelum disantap, untuk sekedar pamer atau memang sedang belajar food photography.
Food photography? Apakah itu cabang baru dari dunia seni potret-memotret? Harus diakui, perkembangan teknologi turut menciptakan suatu tren, khususnya di media sosial. Fotografi mulai menemukan interest yang baru, seperti travel photography, landscape photography, sampai food photography.
Perkembangan teknologi memang kerap menciptakan suatu profesi atau lapangan kerja yang baru. Sebut saja youtuber, selebgram, influencer sampai buzzer. Food Photographer adalah salah satu profesi yang berkembang berkat media sosial. Jika diolah dan dikembangkan secara profesional, profesi ini justru mendatangkan pundi-pundi yang melebihi gaji karyawan kantoran.
Belajar pada sang ahli
Pria tinggi dan berkacamata itu mulai bercerita mengenai masa lalu serta pengalamannya meniti karir sampai menjadi Food Photographer profesional. Fellexandro Ruby, dialah pemilik situs www.wanderbites.com dan berada di dunia maya dengan akun @captainruby.
Hadir sebagai narasumber di acara "Taste of Macao" di Nusa Indonesia Gastronomy Restaurant, Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu, 14 Juli 2018, pria yang akrab disapa Mas Ruby ini bercerita mengenai awal perjalanan karirnya.
"Dulu pekerjaan saya berkecimpung di alat-alat berat dan konstruksi. Tahun 2009, saya mulai jadi blogger dan menulis curhatan. Kemudian fokus saya berubah menjadi blogger dengan passion seputar kuliner. Lalu bergeser sedikit menjadi fotografer makanan sampai sekarang," kenangnya.
Dalam acara yang dihelat berkat kerja sama Macao Government Tourism Office (MGTO) dan Kompasiana tersebut, Mas Ruby juga menjelaskan bahwa background tidak menjamin kesuksesan seseorang di masa depan.
"Background apapun Anda, bahkan yang tidak ada hubungannya sekalipun, pasti bisa dengan belajar dan latihan. Contohnya, fotografi menurut saya adalah sebuah skill yang bisa dipelajari oleh semua orang," jelasnya di depan audiens yang terdiri dari Kompasianer, Food Blogger dan Food Selebgram.
"Namun harus diakui, kalau yang punya keturunan mata seni, apakah turunan dari orangtua atau kebiasaan sehari-hari yang selalu mengekspos seni, biasanya akan lebih cepat belajarnya," sambungnya.