Mudik adalah salah satu tradisi menjelang Hari Raya Idul Fitri dimana masyarakat berbondong-bondong pulang kembali ke kampung halaman. Dalam bahasa Jawa, mudik diartikan sebagi mulih disik yang artinya pulang dulu. Sementara masyarakat betawi menyebutnya "kembali ke udik" dalam artian udik adalah kampung. Intinya, mudik adalah pulang kembali ke kampung halaman.
Fenomena mudik sebenarnya sudah terjadi sejak berabad-abad silam. Di Indonesia, para perantau yang tinggal di kota atau negeri tetangga pulang ke kampung halaman demi berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak keluarga. Karena Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, ditambah adanya libur panjang menjelang lebaran, jadilah waktu cuti panjang tersebut dimanfaatkan untuk mudik.
Sejatinya, mudik bukan hanya membawa raga atau badan saja, tetapi juga membawa silaturahmi ke kampung halaman. Karena saat mudik, kita bukan hanya berjumpa dengan kawan, kerabat dan keluarga di kampung tetapi juga membawa silaturahmi, rasa syukur serta kebahagiaan berkumpul bersama untuk saling bermaaf-maafan.
Atas dasar itulah keselamatan dan keamanan adalah faktor terpenting dalam mudik. Tentunya kita juga ingin bertemu dengan sanak saudara dalam kondisi sempurna tanpa kekurangan satu apapun bukan?
***
Dalam rangka persiapan mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439H yang jatuh pada 15 Juni 2018, Kementerian Perhubungan dan Jasa Raharja menyelenggarakan dialog publik "Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2018". Tujuannya adalah menyediakan data dan informasi mengenai potensi, karakteristik dan pola pergerakan pemudik.
Diskusi yang dihelat di JS Luwansa Hotel, Kuningan pada Senin (4/6/2018) dihadiri oleh para pembicara antara lain Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, Direktur Keamanan dan Keselamatan Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Chrysnanda Dwilaksana, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi Murwanto, Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo Slamet, serta Kepala Badan Litbang Kemenhub Sugihardjo.
Dialog publik ini membahas hasil survei yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan dengan menggunakan metode online. 76% dari aplikasi WhatsApp, 14% via website Kemenhub, 2% dari Facebook, 2% dari Line, 1% via Instagram dan 5% dari sumber lainnya.
Survei ini juga melibatkan 4.075 responden dimana sebanyak 53 persen responden memilih menggunakan kendaraan pribadi, sementara sisanya memilih kendaraan umum dan transportasi mudik gratis.
Salah satu fokus utama pemerintah dalam persiapan angkutan lebaran tahun ini adalah dengan meningkatkan sarana transportasi untuk mudik. Tercatat, untuk transportasi darat bus mengalami peningkatan sebanyak 1,68% sementara kenaikan kereta api ada di rasio 2,37%. Kesiapan transportasi laut juga ikut meningkat dimana kapal roro meningkat 3,5% dan kapal laut sebanyak 1,17%. Sedangkan peningkatan di sektor penerbangan berada di angka 0,93%.
Ditingkatkannya persiapan angkutan lebaran adalah untuk meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi. Perlu diketahui, berdasarkan survei pemudik, 46,7% pemudik lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi alasan lebih cepat, nyaman dan fleksibel.