Lihat ke Halaman Asli

Deny Oey

TERVERIFIKASI

Creative Writer

Keyakinan dan Pilihan Hidup dalam Sebuah "Tanda Tanya"

Diperbarui: 10 April 2018   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Tanda Tanya (sumber: www.kapanlagi.com)

Kita tidak bisa memilih dilahirkan sebagai apa..

Namun, setidaknya kita masih bisa memilih ingin menjadi seperti apa..

Ungkapan di atas rasanya tepat untuk menggambarkan sebuah film berjudul "?" (Tanda Tanya) besutan Hanung Bramantyo. Sutradara yang kerap menggambarkan pluralisme, perbedaan dan keberagaman dalam setiap karyanya ini memang ingin menyampaikan pesan tersirat dalam Tanda Tanya.

Sayangnya seperti kita tahu, film ini justru menuai banyak kritikan, polemik dan penolakan. Setelah tujuh tahun berlalu, akhirnya saya berkesempatan untuk menyaksikan film ini lengkap tanpa potongan sensor. Tampilan apa adanya inilah yang membuka mata saya akan sebuah keyakinan dan pilihan seseorang dalam hidupnya.

***

Karakter di film (sumber: www.voa-islam.com)

Diceritakan, Tan Kat Sun (Hengky Solaiman) adalah seorang keturunan Tionghoa beragama Buddhist yang memiliki restoran nonhalal. Meski demikian ia memiliki banyak karyawan muslim dan selalu bersikap baik pada mereka, salah satunya dengan mengingatkan untuk sholat. Tan memiliki anak bernama Ping Hen (Rio Dewanto) yang sulit diatur.

Menuk (Revalina S. Temat) adalah salah satu karyawan di restoran milik Tan. Meski berhijab ia tidak merasa risih harus bekerja di restoran yang banyak menyajikan makanan nonhalal. Menuk memiliki suami bernama Soleh (Reza Rahardian) yang seorang pengangguran. Pertengkaran dan kesalahpahaman kerap terjadi di antara keduanya.

Rika (Endhita) seorang single parent dan juga sahabat Menuk, memutuskan untuk berpindah keyakinan menjadi Katolik. Keengganan dipoligami menjadi salah satu penyebabnya. Ia harus mengasuh anak satu-satunya Abi  yang masih seorang muslim. Rika juga menjalin hubungan persahabatan dengan Surya (Agus Kuncoro), seorang aktor figuran yang dilanda masalah ekonomi.

Ketiga cerita ini kemudian dirangkai menjadi satu dalam konflik yang sering kita lihat dalam kehidupan nyata. Bagaimana Ping Hen ingin mengatur restoran orangtuanya dengan mementingkan keuntungan semata. Cerita hubungan masa lalunya dengan Menuk dimana harus berakhir karena perbedaan keyakinan. Soleh yang akhirnya bekerja menjadi Banser NU meski profesi itu sangat berisiko namun masih didukung oleh istrinya.

Salah satu adegan (sumber: www.kapanlagi.com)

Rika harus menghadapi tekanan dan cemoohan dari orang-orang di sekitarnya, termasuk anak dan kedua orangtuanya. Sementara Surya mengalami pergolakan batin karena harus memerankan Yesus dalam sebuah drama di gereja serta menjadi Sinterklas untuk menghibur seorang anak yang sakit.

Konflik-konflik ini akhirnya berujung pada sebuah keputusan dari masing-masing karakter. Ping Hen setelah kematian ayahnya memutuskan untuk berubah, seperti dalam pesan terakhirnya. Ia menjadi seorang mualaf dan mengubah restorannya menjadi chinesse food halal. Soleh yang enggan menjaga gereja dalam perayaan natal akhirnya mengorbankan dirinya agar semua orang selamat karena ia ingin menjadi berarti bagi semua orang yang disayanginya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline