Lihat ke Halaman Asli

Deny Oey

TERVERIFIKASI

Creative Writer

Istirahatlah Pak Ahok

Diperbarui: 22 April 2017   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Basuki Tjahaja Purnama || (sumber: www.esquiro.co.id)

Saya tak bisa membayangkan bagaimana bila menjadi Ahok. Diserang bertubi-tubi oleh para pejabat-pejabat yang gagal korup karenanya, menghadapi isu-isu dan demo untuk menjatuhkannya, setiap minggu harus berada di kursi pesakitan karena tersandung kasus penodaan agama. Jangan lupakan pula bahwa ia juga sedang berkampanye agar terpilih kembali menjadi Gubernur, ditambah tugasnya saat ini untuk mengurus kesemrawutan ibukota dan masyarakatnya.

Segalanya sudah jelas, Pilkada Jakarta putaran kedua telah menuliskan sejarah kekalahan ahok. Ditambah keesokan harinya jaksa di pengadilan menuntut Ahok bersalah dengan tuntutan satu tahun penjara dengan dua tahun masa percobaan. Boleh dikatakan, Ahok sudah terjatuh tertimpa tangga pula.

Mari lupakan sejenak segala polemik di Pilkada yang lebih heboh dari Pilpres tiga tahun silam. Pilkada ibukota kali ini mulai merembet ke isu-isu lain meski sejatinya ini hanyalah adu ideologi politik oleh dua pasang calon. Warga Jakarta sudah memilih siapa pemimpin mereka berikutnya. Dan tugas kita hanyalah mendukung serta mengawasi janji-janji pasangan pemenang yang akan memimpin Jakarta dalam lima tahun ke depan.

Setidaknya kini Pak Ahok bisa beristirahat dengan tenang. Ia tak perlu lagi meladeni demo berjilid-jilid atau pihak-pihak yang mengusirnya ketika blusukan. Ia juga bebas dari pekerjaan sebagai Gubernur yang mengurusi segala macam problematika ibukota beserta masyarakatnya yang beragam. Di sisa masa baktinya, ia bisa fokus memberikan yang terbaik untuk ibukota Jakarta.

Lalu, kemana Ahok akan pergi? Bila palu hakim diketok, Ahok tidak akan masuk jeruji besi asalkan dalam dua tahun kedepan ia berkelakuan baik. Disamping itu bila Ahok ingin bekerja kembali banyak perusahaan yang ingin memakai jasanya dan berani membayar ratusan juta per bulan. Yang paling potensial Ahok akan disiapkan untuk masuk ke kancah perpolitikan kembali entah dengan jabatan apa. Yang jelas pejabat teras di Senayan juga tahu bagaimana mengamankan barang bagus seperti Ahok.

Kini Ahok dan Jakarta bisa bernafas lega. Tak perlu lagi demo bertanggal cantik yang meresahkan ibukota. Pemerintah juga tak perlu pusing mengurusi demo-demo yang ditunggangi oleh aktor politik ini yang bertujuan untuk makar tersebut. Kekalahan Ahok di Pilkada berarti juga kemenangan warga. Setidaknya warga Jakarta tahu bagaimana caranya untuk menyelamatkan diri. Terkadang untuk menciptakan suatu kedamaian, harus ada yang dikorbankan, meski harganya sangat mahal.

Dan teruntuk Pak Ahok, sebagai warga Jakarta kami mengucapkan rasa terima kasih atas kinerja Anda yang luar biasa. Anda telah menaikkan standar kinerja Gubernur. Terima kasih untuk birokrasi yang tidak berbelit. Terima kasih untuk pasukan oranye dan biru yang siap siaga menjaga kebersihan ibukota. Terima kasih untuk rumah susun yang telah memanusiakan warga bantaran kali. Terima kasih untuk potensi banjir yang semakin terminimalisir. Terima kasih juga untuk Kalijodo yang kini berubah menjadi cantik. Ah sudahlah, saya tak bisa menyebut banyaknya hasil kerja dan kerja nyata dari Anda yang tak habis-habisnya kami apresiasi.

Terhitung mulai Oktober tugas Anda sudah selesai. Anda pun sudah ikhlas bahwa kekuasaan itu milik Tuhan yang telah memberi dan bisa mengambilnya kembali. Saya pribadi (yang berasal dari double minoritas, sama seperti Ahok) juga merasa bangga bahwa nama Anda akan tercatat dalam sejarah sebagai Gubernur dari kalangan minoritas yang berhasil memajukan Jakarta.

Kini anda sudah 'bebas' meski tetap menanti keputusan sidang. Beristirahatlah pak Ahok..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline