Sedekade silam, sebuah franchise film action terbesar sepanjang sejarah akhirnya memutus kontrak sang pemeran utama setelah empat kali bekerjasama. Dua nama menjadi kandidat teratas untuk memerankan sosok agen rahasia yang cerdas, tampan, berkharisma dan flamboyan tersebut. Namun pilihan akhirnya jatuh ke tangan aktor bernama Daniel Craig sementara aktor yang satunya lagi tersisih karena usianya yang masih muda. Aktor muda ini akhirnya tetap berkarir di tv series dan menerima peran-peran kecil di beberapa film sampai kemudian sebuah proyek besar datang kepadanya untuk memerankan karakter ikonik. Ia akhirnya terpilih sebagai Clark Kent atau lebih kita kenal dengan nama Superman.
Ya, aktor muda ini adalah Henry Cavill, pria yang sempat dijuluki unluckies actor karena kegagalannya berperan menjadi James Bond padahal ia sudah menjadi final choice. Kendati demikian, produser tentu tidak ingin membuat blunder dengan menghadirkan James Bond sebagai bocah ingusan yang lebih cocok jika bermain di film drama remaja seperti vampir pemburu rusa yang duduk di bangku sma (Cavill juga sempat menjadi kandidat vampir blink-blink tersebut, namun batal karena ketuaan). Nama Cavill sendiri memang baru mencuat setelah ia membintangi Man of Steel meski setahun sebelumnya ia medapat peran utama di sebuah film thriller bersama aktor kawakan berkepala plontos dan aktris ternama yang terkenal lewat Alien series. Berbicara perannya sebagai manusia super dari planet Krypton, pemuda asal Inggris ini ternyata mampu keluar dari imej Christoher Reeve yang sosoknya sudah lekat dengan Superman. Ia tak ingin mengulangi kesalahan Brandon Routh yang malah mencoba menjadi semirip mungkin dengan almarhum Reeve. Hasilnya berkat perannya tersebut, Warner Bros memutuskan untuk membuat proyek jangka panjang yakni film superhero bertema DC Extended Universe. Bolehlah Cavill disejajarkan dengan Robert Downey. Jr yang juga sukses membuka pintu proyek sejenis produksi kompetitor.
Kesuksean sebagai Clark Kent ternyata tidak membuat Cavill terlena. Peran baru yang lebih menantang pun diterimanya. Ia tidak ingin seperti Hugh Jackman atau Pierce Brosnan yang tidak bisa move on dari karakter ikonik yang diperankannya. Baru-baru ini ia membintangi film bertema spionase berjudul The Man from U.N.C.L.E, sebuah adaptasi dari serial televisi di tahun 60an yang salah satu kreatornya adalah Sir Ian Fleming, pencipta tokoh James Bond. Yup, kegagalan sebagai James Bond sepertinya masih membekas dalam benak Cavill. Jika tidak menjadi yang pertama, jadilah yang kedua. Meski gagal menjadi James Bond, kenapa tidak menjadi Napoleon Solo. Karena itu ketika tawaran dari Guy Ritchie datang, tanpa ragu ia langung menerimanya. Cavill menggantikan Tom Cruise yang mundur karena lebih memilih bergelantungan di pesawat. Bisa dikatakan bahwa karakter Napoleon Solo yang diperankannya adalah James Bond versi Amerika. Dan tak lupa, Cavill berhasil keluar dari imej Clark Kent/Superman ketika berperan menjadi agen rahasia CIA tersebut. Cavill bisa menjadi Superman yang kuat dan kadang emosional namun bisa juga menjadi Solo yang tenang, cerdas dan penuh perhitungan.
Belakangan ini berhembus rumor yang cukup kencang dimana pemeran James Bond akan berganti lagi. Daniel Craig bahkan tidak tahu apakah ia akan menjadi agen 007 kembali di film berikutnya. Film Bond sendiri sudah mencapai instalemen ke-24 dengan judul Spectre yang akan segera dirilis tahun ini dan tak menutup kemungkinan bahwa film berikutnya akan menghadirkan sosok James Bond baru. Beberapa nama seperti Tom Hardy, Damian Lewis, Richard Armitage, Dominic West dan Dougray Scott berada di bursa calon pemeran utama. Nama Henry Cavill pun kembali ikut meramaikan dan ia sendiri sepertinya memiliki hasrat terpendam untuk merebut kembali peran yang direnggut oleh Craig sepuluh tahun silam. Overall, Cavill memiliki kriteria yang nyaris sempurna untuk menjadi spy agent dari MI6 tersebut. Kini ia lebih matang dan bukan lagi bocah berusia 22 tahun yang ketiban duren jatuh karena hampir menjadi James Bond. Tubuhnya lebih atletis dan perawakannya mirip dengan para pemeran Bond, sebelum Craig, yang hampir serupa. Rambut hitam dan mata coklat, serta tampang playboy (sesuatu yang tidak dimiliki Craig) sudah menjadi ciri khasnya. Usianya yang baru 32 tahun juga sangat potensial jika ia terus berperan sebagai James Bond sampai 10 tahun ke depan. Tak lupa, Cavill juga memiliki faktor X. Dia berasal dari Inggris dan aksen britishnya semakin melengkapi imej James Bond yang memang berasal dari Inggris. Tentu akan lebih baik jika karakter asli Inggris diperankan langsung oleh aktor kelahiran negeri Ratu Elizabeth.
Pertanyaannya, mampukah Cavill memerankan dua karakter ikonik sekaligus? Well, setidaknya jawaban itu sudah kita dapatkan jika sudah menyaksikan The Man from U.N.C.L.E (atau membaca paragraf ketiga tulisan ini). Jangan lupa, ada banyak aktor yang memerankan dua karakter ikonik sekaligus dan keduanya sukses. Sebut saja Sylvestre Stallone yang kita kenal sebagai Rambo atau Rocky Balboa. Ada juga Harrison Ford dengan gaya koboinya di Indiana Jones atau saat menjadi bajingan bernama Han Solo. Sir Ian McKellen, apa bayangan anda saat menyebut namanya? Sebagai Gandalf yang bijak atau Magneto yang licik? Yang teranyar, Tony Stark/Iron Man dan Sherlock Holmes diperankan oleh orang yang sama, lalu masih ada lagi Ryan Reynolds yang maruk berperan menjadi dua superhero sekaligus.
Sebagai penutup, tulisan ini memang bersifat subjektif dan hanya berisi sebuah doa dan imajinasi bahwa James Bond akan segera menemukan sosok yang tepat. Bila memang harapan ini terkabul, akan menarik bila melihat Henry Cavill bergantian menjadi James Bond dan Superman. Oke, jika aktor utama sudah ditetapkan, lantas siapa yang akan membesut kisah agen rahasia itu. Sam Mendes dengan sentuhan dramanya menyatakan bahwa Spectre adalah film Bond terakhirnya sementara sutradara spesialis Oscar, Tom Hooper, sudah menyatakan ketertarikannya duduk di belakang kamera. Namun bila Cavill menjadi James Bond, rasanya tidak ada nama lain yang tepat selain Christopher Nolan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H