Awal bulan kemarin, saya mendapat pesan Whatsapp dari salah seorang Tim Kompasiana. Beliau pun mempertanyakan tentang domisili saya apakah masih di Balikpapan atau tidak. Sontak, langsung saya jawab "masih". Ternyata, beliau mengundang saya dan rekan-rekan Kompasianer Balikpapan untuk menghadiri salah satu acara Roadshow Kompasiana tahun ini. Kebetulan, Balikpapan menjadi satu-satunya kota di Pulau Kalimantan yang dikunjungi oleh Kompasiana tahun ini setelah beberapa tahun lalu juga sempat menggelar acara serupa.
Grup di Whatsapp pun dibuat. Saya yang masih newbie dalam hal perbloggeran merasa ciut karena mayoritas anggota lain sudah kenal sebelumnya. Akhirnya, saya pun membuang ego untuk memperkenalkan diri di grup.
Setelah waktu dan lokasi ditentukan, saya memutar otak agar dapat menghadiri undangan tersebut. Ya, acaranya masih di jam kerja. Untungnya, Tim Kompasiana menawarkan untuk memberikan surat dispensasi kepada kantor.
**************** A C A R A *****************
Acara Roadshow Kompasiana tahun 2018 ini bertajuk "Kopiwriting". Kebetulan di Balikpapan, Kompasiana menggandeng JNE, salah satu perusahaan jasa pengiriman dan pendistribusian terbesar di Indonesia. Topik yang diangkat adalah " Melihat Peran Infrastruktur dalam Memajukan Industri Kreatif".
Aditya Putranto yang merupakan Kepala Cabang JNE Balikpapan membuka acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan talkshow dengan tiga narasumber. Antara lain, Doortje Marpaung, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan, Dahlia Gracendy, Head of Marketing Kampoeng Timoer, dan Mayland Hendar Prasetyo, Head of Marketing Communication Division JNE.
Diawali oleh Doortje Marpaung, Doortje menjelaskan bahwa peran pemerintah dalam memajukan industri kreatif nyata adanya. Melihat potensi industri kreatif di Balikpapan sendiri khususnya telah cukup besar namun masih perlu pengembangan berkelanjutan. "Potensi UMKM di Balikpapan baik segi kuliner, kerajinan maupun ekonomi kreatif cukup besar namun masih perlu dikembangkan", tuturnya.
Saat ini, pemerintah telah membantu para pelaku industri melalui program perizinan tanpa biaya di tingkat kecamatan. "Pemerintah tidak bisa untuk bekerja sendiri. Yuk bersama-sama untuk memajukan Kota Balikpapan dengan peran masing-masing", tutur Doortje menutup sesinya.
Dari segi pelaku UMKM pun tak mau kalah angkat suara. Dahlia menjelaskan bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM, terlebih di zaman milenial ini. "Ongkos pengiriman barang masih menjadi salah satu masalah besar. Agar harga kita dapat bersaing dengan lainnya". Dahlia pun berharap agar segera menemukan solusinya.
Pembicara terakhir sesi tersebut dari pihak JNE, Mayland menuturkan bahwa JNE selalu mengikuti perkembangan zaman agar dapat bersaing di zaman milenial ini. "JNE juga terus mengembangkan kapabilitas perusahaan, seperti infrastruktur, jaringan, dan IT", tuturnya.