Lihat ke Halaman Asli

DEVITASARI RSA

Penulis Suka-Suka

Ketika Bangsa Ini Mulai Kehilangan Karakternya...

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di era globalisasi ini, tingkah laku para siswa telah berubah drastis. Apalagi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan komunikasi membuat tatanan sikap siswa-siswa kacau balau. Dulu, mereka begitu patuh dan sopan pada Bapak/Ibu guru, namun sekarang berbanding terbalik. Para siswa sering berbicara dengan Bapak/Ibu guru dengan menggunakan bahasa yang tidak sopan bahkan menggunakan ngoko lugu. Cara berpakaian para siswa juga sudah tidak lagi mencerminkan karakter bangsa ini yang terkenal dengan adap ketimurannya.

Sehubungan dengan hal tersebut, tata tertib sekolah dibuat dengan tujuan untuk membentuk siswa menjadi disiplin dan teratur, namun sayangnya banyak yang dilanggar. Seperti tata cara berpakaian yang baik dan benar. Banyak diantara siswi-siswi yang menggunakan rok “melorot”, yaitu rok yang “ban roknya” terletak di pinggul yang seharusnya di pinggang. Juga para siswa laki-laki yang menggunakan model celana “pensil”, yaitu model celana yang ketat pada bagian bawahnya. Mereka beranggapan dengan menggunakan model rok atau celana seperti itu membuat mereka lebih gaul dan keren. Padahal sebaliknya, hal tersebut malah menunjukkan karakter yang buruk. Sebenarnya, dari pihak sekolah sering memberikan peringatan dan teguran tentang hal tersebut, tapi para siswa belum juga mengindahkannya.

Perilaku siswa-siswi yang banyak mendapatkan sorotan adalah kebiasaan berpacaran di lingkungan sekolah. Ada beberapa siswa yang kedapatan sedang mojok di lingkungan sekolah. Hal tersebut tentu saja membawa citra yang tidak baik bagi sekolah. Oleh karena itu, pihak sekolah selalu melakukan kegiatan patroli saat jam istirahat dan jam pulang agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Kebiasaan yang bukan menjadi karakter bangsa ini adalah ada siswa yang kedapatan sedang bermain kartu di lingkungan sekolah saat jam kosong atau istirahat. Meskipun tanpa menggunakan uang atau taruhan, alangkah tidak pantasnya jika seorang siswa yang seharusnya mendapat pelajaran justru malah bermain di saat jam pelajaran kosong. Kebiasaan lain yang sangat sering kita lihat adalah banyaknya siswa yang pergi ke kantin saat jam kosong, padahal bapak/ibu guru tidak mungkin meninggalkan siswa-siwanya tanpa tugas. Apakah ini merupakan cerminan karakter generasi muda saat ini?

Hal sepele yang sering membuat bapak ibu/guru jengkel adalah siswa sering meminta izin keluar kelas untuk ke kamar kecil, padahal jam istirahat baru saja selesai dan seharusnya pada saat jam istihat itulah siswa dapat memanfaatkannya, termasuk ke kamar kecil. Kita tidak pernah tahu apa alasan seorang siswa melakukan hal tersebut, namun juga perlu disadari juga bahwa waktu 15 menit tidak mencukupi untuk melakukan berbagai aktifitas setelah tiga jam digunakan untuk berfikir.

Di sinilah peran sekolah dan orang tua sangat diperlukan untuk membantu proses pembentukan karakter bangsa yang baik. Karena sekarang, karakter bangsa ini sudah mulai luntur tergilas jaman. Karena tanpa disadari, sebenarnya generasi muda sedang dijajah secara halus dan perlahan. Seperti meningkatnya peredaran narkoba yang mulai menyerang pelajar serta perkembangan teknologi yang mengarah ke hal-hal negatif seperti video porno dan lain-lain. Apalagi penggunaan hot spot di lingkungan sekolah semakin membuka lebar pengaruh negatif penggunaan tekhnologi. Padahal, teknologi seharusnya digunakan untuk hal-hal positif seperti browsing materi pelajaran atau bahkan untuk mengexpose hasil karya kita kepada dunia luar.

Nah, untuk mengubah hal-hal negatif tersebut, diperlukan peran dari berbagai pihak seperti sekolah, orang tua, masyarakat serta pihak-pihak lain. Dengan penanaman moral agama, serta ilmu pengetahuan yang baik, karakter bangsa yang baik akan terbentuk diantara generasi muda penerus bangsa. Semoga apa yang sudah disampaikan di atas dapat menjadi renungan kita dalam bertindak dan mampu mengubah tindakan siswa yang dirasa kurang pantas.

Artikel ini pernah dimuat di majalah Obsesi, semasa SMA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline