Lihat ke Halaman Asli

Ruckkehrunrunhe: Kerinduan Mendalam kepada Pemimpin dan Pancasila

Diperbarui: 3 Juni 2022   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam psykologi dikenal satu istilah, yaitu Ruckkehrunrunhe. Istilah ini adalah bentuk perasaan yang muncul ketika seseorang sudah lama pergi merantau akhirnya bisa pulang ke kampung halaman. 

Persis perasaan seperti ini yang tergambarkan dari warga masyarakat Ende atas kedatangan Presiden ke Kota Pancasila. Berbagai parade diselenggarakan di Kota Ende sampai pada kedatangan presiden tanggal 31 Mei 2022 di bandara H. Hasan Aroeboesman pukul 15.00 WITA.

Uforia masyarakat Ende memenuhi jalan-jalan kota kecil di tengah-tengah pulau Flores ini. Kerinduan itu sudah lama terpendam sejak Bung Karno di asingkan 14 Januari 1934 sampai 1938. 

Dan terakhir sebagai seorang Presiden, Bung Karno datang ke Ende lagi di tahun 1951 dan 1954 untuk meresmikan rumah pengasingannya sebagai museum. Sembari meyampaikan bahwa di Ende beliau menemukan 5 butir Pancasila di sebuah pohon sukun dan sekarang disebut sebagai pohon Pancasila. 

Persis tahun 1954 terakhir kali pemimpin negara mengunjungi Kota Ende sebagai kota lahirnya Pancasila. Tentu sangat dalam kerinduan masyarakat Ende kepada pemimpinnya untuk mengunjungi "kampung halaman" lahirnya Pancasila.

Blusukan Winirai, Teknik Megobati Rasa Rindu

Siapa sangka pukul 21.00 WITA diluar agenda yang telah direncanakan, Jokowi mengunjungi beberapa rumah warga di Lorong Winiai Gang Kaget, Kabupaten Ende (Liputan6.com). Jokowi memang seperti itu, selalu melakukan blusukan di rumah-rumah warga tanpa direncanakan. 

Teknik blusukan ini selalu di pakai beliau kepada semua tempat yang dikunjungi. Ini memang metode populer semenjak Jokowi menjadi Wali Kota Solo. Kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya melalui blusukan terasa sampai di Ende semenjak Bung Karno terakhir kali datang. Dan kedekatan itu sangat dirindukan oleh masyarakat Ende.

Dalam pemahaman politik, blusukan lebih merujuk pada pendekatan langsung kepada kontituen atau konstituen potensial (Zaenal,2015). Artinya bahwa blusukan bisa menjadi andalan dalam praktek-praktek politik praktis dalam kontestasi elektoral.

 Akhir-akhir ini terlihat juga bahwa banyak politisi dari tingkat Nasional sampai Daerah berparade blusukan ketika memasuki tahun-tahun PEMILU. Mulai dari masuk pasar, masuk got, dan sampai mengunjungi rumah warga. Metode ini memang masuk akal dalam kegiatan politik praktis di Republik ini. 

Setiap politisi dan partai pendukung membutuhkan sebanyak mungkin perhatian masyarakat agar mampu memenangkan kontestasi politik elektoral. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline