Kehidupan itu mirip sinetron, penuh drama. Namun, di balik itu ada pelajaran berharga untuk kesehatan mental kita.
Layar hidup memperlihatkan jalinan kisah yang begitu dramatis, persis seperti kehidupan. Lantas, pernahkah terpikirkan bagaimana kisah di balik layar itu sejatinya mirip dengan dinamika psikologi kita?
Kehidupan, Seperti Sinetron?
Drama, aksi, komedi, dan air mata; sepertinya seperti sinopsis untuk episode sinetron Indonesia terbaru, bukan? Tapi tunggu, itu juga bisa mendeskripsikan hari biasa dalam kehidupan seorang remaja atau orang berusia 20-an. Rasanya cukup mengherankan betapa kehidupan ini seringkali terasa seperti episode sinetron yang tak pernah berakhir. Dalam konteks ini, apa artinya bagi otak dan bagaimana pengaruhnya pada psikologi kita?
Mengulas sedikit tentang neurosains, ketika kita mengalami sesuatu, otak kita merespons dengan memancarkan neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin. Mereka berperan dalam hal emosi kita, dan dalam beberapa kasus, bisa membuat kita merasa seperti berada dalam sinetron. Dalam satu hari, mungkin saja kita melewati adegan penuh aksi di pagi hari, drama di siang hari, dan komedi ringan di malam hari.
Dalam hal ini, kita bisa melihat bahwa drama kehidupan kita bisa mempengaruhi cara kerja otak kita. Ini adalah hal yang luar biasa sekaligus menakutkan. Itu artinya, setiap adegan drama dalam hidup bisa mempengaruhi perasaan, mood, bahkan kesehatan mental kita.
Pengaruh Drama Kehidupan ke Psikologi
Mari kita coba memahami bagaimana drama kehidupan mempengaruhi psikologi. Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa manusia adalah makhluk sosial dan emosional. Setiap drama yang terjadi dalam hidup kita berpotensi mempengaruhi emosi kita dan tentu saja, psikologi kita.
Sebagai contoh, ada moment di mana kita berdebat hebat dengan teman baik karena perbedaan pendapat. Meski tampaknya seperti adegan drama biasa, namun sebenarnya hal itu bisa mempengaruhi mood kita, mengganggu fokus kita, dan bahkan bisa menurunkan tingkat kepercayaan diri.
Sebaliknya, adegan komedi dalam hidup, seperti nonton film lucu bersama teman atau mendengarkan cerita kocak dari sahabat, bisa membuat kita merasa lebih baik dan lebih positif. Itu sebabnya banyak yang bilang tertawa adalah obat terbaik. Sebab, adegan komedi ini memicu pelepasan endorfin, neurotransmiter yang membangkitkan perasaan bahagia.