Lihat ke Halaman Asli

Den Reza Alfian Farid

TERVERIFIKASI

Digital Marketer

Apakah "Emotional Intelligence" Lebih Penting dari IQ?

Diperbarui: 21 Juni 2023   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Brock Wegner on Unsplash

Kecerdasan intelektual atau emosi, mana yang lebih berpengaruh dalam hidup? Temukan jawabannya dalam pembahasan mendalam ini!

Nah, ini tentang dua 'makhluk' yang sering diadu: IQ dan EQ. Mereka seperti dua bintang film yang terus bersaing untuk perhatian penonton. Tapi, pernahkah terpikir untuk mengenali mereka secara lebih dekat dan mencari tahu siapa yang 'sebenarnya' lebih berpengaruh dalam hidup kita? Mari, bersama-sama kita ulas.Nah, ini tentang dua 'makhluk' yang sering diadu: IQ dan EQ. Mereka seperti dua bintang film yang terus bersaing untuk perhatian penonton. Tapi, pernahkah terpikir untuk mengenali mereka secara lebih dekat dan mencari tahu siapa yang 'sebenarnya' lebih berpengaruh dalam hidup kita? Mari, bersama-sama kita ulas.

IQ vs EQ, Pertarungan di Dua Arena

Banyak orang memuja angka. Bagusnya nilai ulangan, berapa banyak followers di media sosial, berapa tinggi IQ... Angka-angka ini dijadikan parameter untuk menilai keberhasilan seseorang. Tapi, tunggu dulu, apa yang benar-benar penting? Kecerdasan intelektual (IQ) atau kecerdasan emosi (EQ)?

Banyak sekolah yang memberi fokus pada IQ, toh inilah yang membuat seseorang jenius, kan? Tapi, pernahkah terlintas di pikiran bahwa ada 'sesuatu' lain yang mungkin lebih berpengaruh dalam hidup? Ini bukan tentang menjelek-jelekkan IQ, namun lebih kepada mengenal satu lagi konsep kecerdasan: EQ.

Bicara tentang EQ atau Emotional Intelligence, ini adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Tidak seperti IQ yang sering dikaitkan dengan kemampuan kognitif dan pengetahuan akademik, EQ lebih fokus pada keberhasilan hubungan sosial dan kebahagiaan pribadi.

Kala EQ 'Menyapu' Arena Karier

Banyak profesi yang lebih mengandalkan EQ daripada IQ. Lihat saja tenaga medis, guru, manajer, dan sebagainya. Mereka perlu mengelola emosi mereka dan orang lain dengan baik untuk berprestasi. Jangan lupa, tempat kerja adalah habitat sosial; hubungan antarmanusia di sini menjadi kunci.

Apalagi dalam era digital saat ini, di mana mesin dan AI mengambil alih banyak pekerjaan yang berorientasi pada IQ, maka kemampuan manusia untuk memahami dan mengelola emosi menjadi lebih penting. Dalam banyak kasus, EQ berkontribusi lebih besar terhadap kesuksesan seseorang dibandingkan IQ.

Bayangkan, misalnya, seorang pemimpin yang memiliki IQ tinggi namun EQ rendah. Dia mungkin jenius, tapi jika tidak bisa menjaga hubungan baik dengan timnya, bisakah dia memimpin dengan efektif? Hmm, pertanyaan yang cukup menggelitik ya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline