Lihat ke Halaman Asli

Den Reza Alfian Farid

TERVERIFIKASI

Digital Marketer

Bahagialah dengan Caramu Sendiri!

Diperbarui: 17 Juni 2023   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Tim Mossholder on Unsplash 

Di zaman yang serba cepat ini, seringkali orang merasa terjebak dalam pencarian kebahagiaan yang sempurna. Penuh tekanan dan tuntutan, banyak yang menganggap bahwa kebahagiaan hanya bisa ditemukan melalui pencapaian materi, status sosial, atau pencapaian prestise lainnya. Namun, apa sih sebenarnya kebahagiaan itu? Apakah kebahagiaan itu bisa ditemukan melalui cara yang sederhana dan unik untuk tiap individu? Mari kita dalami bersama melalui kacamata pemikiran filsafat.

Pertama, mari kita tinjau dulu beberapa pemikiran filsafat terkait kebahagiaan. Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, mengatakan bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama dalam hidup manusia dan menjadi dasar dari semua tindakan yang dilakukan. Menurutnya, kebahagiaan adalah kondisi dimana seseorang mampu mewujudkan potensi dan kebajikannya secara maksimal. Kebahagiaan bukanlah hal yang bersifat sementara, melainkan sesuatu yang abadi dan berkelanjutan.

Namun, pemikiran Aristoteles ini bukan satu-satunya pandangan mengenai kebahagiaan. Epikuros, seorang filsuf lainnya, berpendapat bahwa kebahagiaan adalah kesenangan, namun tidak semata-mata kesenangan fisik. Baginya, kebahagiaan adalah ketenangan jiwa dan keseimbangan antara kesenangan dan penderitaan. Dalam konteks ini, kebahagiaan bisa ditemukan melalui cara yang sederhana, seperti menikmati waktu bersama keluarga atau teman-teman.

Dari dua pemikiran di atas, terlihat bahwa kebahagiaan memiliki berbagai wujud dan cara yang berbeda. Maka, marilah kita berbicara tentang kebahagiaan dalam konteks yang lebih personal dan unik untuk setiap individu.

Mungkin ada yang pernah mendengar istilah "bahagia itu relatif". Istilah ini menggambarkan bagaimana kebahagiaan bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebahagiaan seseorang bisa jadi berasal dari kesuksesan karier, sementara orang lain merasa bahagia karena mampu menjalani hidup yang sederhana. Intinya, bahagia itu bersifat individual dan tidak bisa diukur dengan standar yang sama.

Untuk menggambarkan hal ini, mari kita gunakan sebuah analogi. Bayangkan sebuah pesta balon. Di pesta tersebut, ada banyak balon dengan bentuk, warna, dan ukuran yang berbeda-beda. Kebahagiaan bisa diibaratkan seperti balon tersebut. Tiap individu memiliki balon kebahagiaannya sendiri, dengan bentuk, warna, dan ukuran yang unik. Tidak ada balon yang sama persis, karena tiap individu memiliki kebahagiaannya yang spesifik.

Nah, bagaimana caranya untuk menemukan kebahagiaan versi kita sendiri? Salah satu cara adalah dengan mengenali diri sendiri. Dalam filsafat, konsep mengenali diri sendiri ini dikenal sebagai "introspeksi". Introspeksi adalah proses mengevaluasi dan memahami diri sendiri, baik dari sisi kelebihan maupun kekurangan. Dengan mengenali diri, seseorang bisa menemukan apa yang sebenarnya diinginkan dalam hidup, serta apa yang bisa memberikan kebahagiaan bagi dirinya.

Selain introspeksi, penting juga untuk menghargai proses dan perjalanan dalam mencapai kebahagiaan. Terkadang, orang terlalu fokus pada tujuan akhir sehingga melupakan kebahagiaan yang bisa ditemukan dalam prosesnya. Dalam filsafat, hal ini disebut sebagai "carpe diem" atau "menikmati hari ini". Carpe diem merupakan pandangan hidup yang mendorong seseorang untuk menikmati saat-saat yang ada saat ini, tanpa terlalu khawatir akan masa depan atau terlalu terpaku pada masa lalu.

Dalam konteks kebahagiaan, carpe diem bisa diartikan sebagai menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misalnya, menikmati waktu bersama keluarga, mengapresiasi keindahan alam, atau bahkan menikmati secangkir kopi di pagi hari. Dengan cara ini, kebahagiaan menjadi lebih mudah ditemukan dan dirasakan.

Namun, tentu saja, tidak semua orang bisa langsung menemukan kebahagiaan dengan cara ini. Ada kalanya seseorang perlu melalui berbagai rintangan dan tantangan dalam hidup. Dalam hal ini, penting untuk mengingat bahwa setiap perjuangan dan kesulitan memiliki hikmah tersendiri. Seperti pepatah yang mengatakan "setiap ada hujan pasti ada pelangi", setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya dan akan membawa kebahagiaan pada akhirnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline