Lihat ke Halaman Asli

denny suryadharma

penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

Ya Lal Wathon Lagu Penyemangat Kebangkitan Bangsa Ala Nahdlliyyin

Diperbarui: 21 Februari 2022   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

harapan untuk bangkit dari keterpurukan selalu ada, seperti dalam lagu Ya Lal Wathon foto : pixabay.com/id/photos/kareni 

Sebagai anak yang lahir dan besar dari kalangan Nahdliyyin, sudah tak asing lagi dengan puisi Ya Lal Wathon ciptaan KH Wahab Hasbullah. Lagu kebangsaan bernafaskan Islam ini lahir sekitar tahun  tahun 1916 sebagai semboyan organisasi Nahdlatul Wathan.

Jika merunut sejarah, Nahdlatul Wathan ini adalah salah satu sekolah yang Kiai Wahab rintis dimana salah satu ajarannya adalah tentang kebangsaan sesuai namanya yang berarti "Kebangkitan Negeri".

Menariknya, puisi tersebut selalu para murid Kiai Wahab nyanyikan sebelum memulai pelajaran. Nah, berbicara tentang mencintai Indonesia pada masa kini, korelasi dari syair tersebut sangat kuat.

Kebangkitan Negeri ini, tentu menjadi harapan dan sudah ditunggu - tunggu oleh seluruh insan masyarakat di Republik Indonesia ini. seperti kutipan syair Ya Lal Wathon.

Pusaka hati wahai tanah airku / Cintamu dalam imanku / Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah hai bangsaku / Pusaka hati wahai tanah airku / Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu / Bangkitlah hai bangsaku //

Bangkitlah hai bangsaku, bangkit dari keterpurukan badai covid - 19 yang sudah berjalan 2 tahun lebih ini juga menjadi bagian dari perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan dari kalangan Nahdliyyin sebagai bentuk rasa cinta pada negeri dengan memberikan sumbangan pemikiran dan hasil penelitian dengan cara ngaji budaya lokal.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari  Ketua PERGUNU Jabar, H. Saepulloh, M.Pd hingga saat ini dan sampai kapan pun tidak ada sedikipun rasa jemu untuk tetap mencintai Indonesia. Dan, rasa cinta tanah air itu bisa ditunjukan dengan melakukan resolusi jihad kesehatan.

"Ngaji budaya lokal untuk hadapi covid-19 dan tingkatkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah" tegas Gus Saepulloh, panggilan akrab Ketua PERGUNU JABAR.

Melalui  LPPT (Lembaga Pengembangan Pengobatan Tradisional) yang sejak Oktober 2021 berubah menjadi LKP3T (Lembaga Kesehatan, Pengembangan, Penerapan, Pengobatan Tradisional) Pergunu Jabar, Ngaji budaya lokal untuk hadapi covid-19 diturunkan menjadi karya nyata berupa Jamu AVC.

Bagi masyarakat Indoensia, jamu sudah dikenal sejak lama bahkan racikan tanaman rimpang berkhasiat ini mampu memperkuat imun tubuh bahan nya pun tersedia di alam Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline