Meski terus menyusut, ragam pepohonan berumur ratusan tahun menjadi saksi perjalanan panjang tempat wisata legendaris itu.
Keberadaan Bandung Zoo, tak bisa lepas dari tokoh sunda Raden Ema Bratakusuma atau biasa dipanggil Gan Ema (12 Agustus 1901 -- 1 Agustus 1984).
Sejarah mencatat sosok Ema bukan orang sembarangan, karena selain sebagai salah seorang tokoh Sunda, Ema juga dikenal sebagai tokoh pejuang pergerakan nasional dari Jawa Barat.
Pemikiran Ema akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup serta visi yang begitu panjang untuk kepentingan paru-paru kota Bandung salah satunya dituangkan dengan membuat Kebun Binatang Bandung.
Melalui Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) atau yang lebih dikenal sebagai Kebun Binatang Bandung, Ema membuat sarana hiburan rakyat yang terjangkau.
Disamping turut serta dalam pelestarian hewan-hewan dan tumbuhan langka. YMT sesungguhnya juga adalah 'situs sejarah perjuangan orang Sunda' yang tidak terekspos, karena YMT adalah juga sebagai sarana untuk mengumpulkan para pejuang Sunda.
Kebun Binatang Bandung Harus Tetap Ada
Harapan itu mengemuka dalam acara acara Haul 38 Tahun Pendiri Kebun Binatang Bandung Ema Bratakoesoema di Kebun Binatang Bandung yang dihadiri oleh sejumlah tokoh sunda.
Salah seorang tokoh masyatakat sunda, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau masyarakat mengenalnya sebagai Acil Bimbo mengatakan Sebagai tempat wisata yang legendaris, keberadaannya ini harus tetap terjaga.
Pendiri Kebun Binatang Bandung ini, yaitu Ema Bratakoesoema pastinya menginginkan keberadaannya dapat terus terjaga, terus eksis dan bisa sebagai sarana edukasi dan wisata setiap warga yang datang.
"Titip ulah nepika lepas ka batur (jangan sampai lepas ke tangan orang lain)," harap Acil.