Lihat ke Halaman Asli

denny suryadharma

penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

Ada Kesabaran di Balik Gepuk

Diperbarui: 23 Juni 2018   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Meski secara kasat mata warung makan di bilangan jalan terusan kopo ini sederhana, tapi jangan dipandang sebelah mata, karena ada menu andalannya yaitu Gepuk. Berberda dengan ditempat lainnya Gepuk di Rumah Makan Gepuk dan Sate Cilampeni Hj. Wiwin ini, memiliki ukurannya jumbo, bumbu kelapanya pas ada sedikit rasa manis dan gurih, dijamin bikin mata merem melek saking enaknya hehehe.

Gepuk merupakan salah satu olahan daging sapi khas dari wilayah jawa barat, cara membuatnya gampang gampang susah karena memerlukan proses yang cukup panjang dan kesabaran ekstra untuk mendapatkan cita rasa gurih sedikit manis dan empuk saat digigit.

Untuk prosesnya sendiri, Daging sapi has dalam atau luar direbus setengah matang, lalu kemudian dipukul pukul hingga agak empuk. Setelah itu direndam kedalam bumbu yang telah dicampur santan. Setelah didiamkan beberapa lama hingga bumbu meresap hingga ke serat daging, kemudian direbus kembali hingga air air santan menyusut. Saat akan disajikan gepuk baru digoreng dengan sedikit minyak dan diberi taburan bawang gorang.

dokpri

Ma Eem biasa para pelanggan warung makan ini menyapanya. Meski sudah cukup berumur, namun ma eem ini masih gesit melayani setiap tamu yang datang. "wilujeung sumping kasep/eulis, mangga bade tuang sareng naon"  ucap ma eem setiap kali ada pelanggan datang. Keramahan dan senyum khas ma eem ini membuat warung wakan ini memiliki pelanggan tetap dan biasanya datang berombongan.

Sebakul kecil nasi hangat, satu porsi gepuk dan sambal dadak diatas cobek menjadi pengobat rindu bagi para pecinta rasa pemanja lidah. Gurih dan empuknya daging gepuk, berpadu dengan hangatnya nasi putih diselingi cocolan sambel pedas membuat harmoni rasa dilidah. Dua gelas air hangat menjadi penutup dan menetralisir pedasnya sambel dadak dari gepuk cilampeni ini.

Ma eem, merupakan adik dari Hj. Wiwin sang empunya rumah makan. Berdiri sudah 30 tahun lebih dengan bangunan hampir tidak ada perubahan. Masih berupa rumah sederhana, tanpa sekat dengan meja panjang. Sebuah bale bale di pinggirnya kerap dijadikan tempat beristirahat sejenak mengeringkan keringat dengan semilir angin angin senja bandung selatan.

dokpri

Meski ada menu lainnya, tapi karena mayoritas pengunjungnya sudah terpatri dengan gepuk cilampeni. Sate kambing, sapi maupun ayam disajikan diatas piring hot plate. Selain itu juga ada soto bandung, Gule dan sejumlah masakan rumahan seperti oreg tempe maupun souun kecap. Tapi bagi aku sih, gepuknya juara, karena harganya tidak membuat kantong bolong dan ukurannya jumbo hehehe.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline