Beberapa hari lalu saya datang ke acara Makassar F8 (festival film, food, fashion, flora, fine art, fushion jazz, and fiction writer) dan menyempatkan menulis sedikit mengenai acara tersebut dalam tautan ini.
Masih dalam kemeriahan acara F8, selain mempertontonkan budaya dan karya seni para seniman di Makassar, acara ini juga memberikan ruang untuk anak-anak kecil unjuk gigi. Di depan Rumah Dinas Wali Kota Makassar, banyak anak-anak siswa Sekolah Dasar menunjukan kemampuannya, dari mulai bermain alat musik, menghias becak, dan keahlian lainnya sesuai minat dan bakat mereka.
Ruang yang diberikan Pemkot Makassar kepada anak-anak ini bisa dibilang tepat karena menurut saya pribadi sudah jarang anak-anak diberikan kesempatan menunjukan ‘kebolehannya’ yang bernuansa kearifan lokal. Hampir semua anak-anak ini memakai pakaian khas daerah Makassar, meskipun ada juga peserta dari daerah lain yang memakai kebudayaannya masing-masing. Acara ini sekaligus menanamkan rasa nasionalisme kepada anak-anak dimana di jaman era globalisasi seperti sekarang, kebudayaan lokal makin terkikis.
Selain itu, ada satu hal menarik perhatian saya ketika berada dalam acara F8, yaitu taman bunga yang sangat indah yang berada persis di Pantai Losari. Seperti biasa, taman bunga ini menjadi tempat selfie masyarakat. Meski terlihat seperti taman bunga biasa, ternyata taman bunga ini memiliki filosofi yang cukup dalam. Hal itu saya ketahui setelah saya berbincang dengan orang yang membuat taman tersebut, yaitu Ibu Yeni.
Ia menjelaskan, taman bunga ini dibuat untuk menunjukan bahwa meski Makassar yang berada di Sulawesi adalah daerah yang panas dan kering, masyarakat Makassar tetap bisa merawat bunga dengan baik. Salah satu bunga yang bisa tumbuh di Makassar adalah Bunga Krisan. Di dalam taman tersebut memang didominasi oleh bunga yang identik dengan ‘Kota Daeng’ tersebut, walaupun ada beberapa tanaman hijau dan bunga lain seperti Bunga Bugenvil namun tidak banyak.
Tidak hanya pandai merawat, ternyata ia mewakili Makassar di beberapa festival bunga yang bernama ‘Pekan Flora Flori Nusantara’ yang diselenggarakan Kementerian Pertanian. Hebatnya, Yeni yang turut medesain dan menghias bunga tersebut, selalu membawa pulang piala kemenangan. Beberapa acara sebelumnya seperti di Batam, Bali, Medan, Yogyakarta, dan Lombok, Yeni selalu mendapat juara satu. Sambil bercanda, Yeni mengaku panitia ‘Pekon Flora Flori Nusantara’ tidak membolehkan dirinya untuk ikut karena sudah pasti akan juara.
Yeni mengatakan banyak masyarakat berharap taman bunga yang ada di Pantai Losari saat ini tidak dibongkar meskipun acara F8 selesai. Ia juga menyarankan kepada Pemkot Makassar agar Bunga Krisan ini bisa menghiasi taman-taman kota yang ada di Makassar.
Sekedar informasi, ternyata budidaya Bunga Krisan sudah dilirik negara lain, salah satunya Jepang. Beberapa waktu lalu, Bunga Krisan yang diproduksi Bunga Indah Malino (BIM) milik Mufidah Jusuf Kalla, mengekspor bunga itu ke Jepang sebanyak 6.000 tangkai bunga. Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan budidaya Bunga Krisan ini bisa mengangkat perekonomian daerah. Ia pun berharap, budidaya bunga ini diperbanyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H