Lihat ke Halaman Asli

Ingin Terbebas Masalah Sampah, Jakarta Harus Contoh Kota ini

Diperbarui: 16 Maret 2016   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masalah sampah di dunia tidak bisa dianggap remeh. Perlu konsentrasi, perhatian, dan sinergi dari beberapa elemen untuk bisa mengatasi masalah sampah. Semakin besar satu negara dan makin tinggi daya konsumsinya, maka akan timbul masalah sampah. Berdasarkan laporan penelitian dari U.N think tank pada tahun 2013, Amerika Serikat menjadi negara paling banyak “memproduksi” sampah. Di tempat kedua dan ketiga ada Rusia-Jepang, dan di urutan keempat dan kelima ada Meksiko-Inggris raya.

Bagaimana di Indonesia? Meskipun tidak masuk lima besar negara dengan sampah terbanyak, masalah sampah di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika dibiarkan tanpa solusi, sampah bisa seperti bom waktu yang bisa meledak kapanpun. Meskipun demikian, kini Indonesia tidak perlu khawatir karena sudah ada daerah percontohan dalam mengelola sampah, yaitu Kota Makassar.

Nampaknya tidak salah jika Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberikan penghargaan Adipura Metro kepada Kota Makassar pada November 2015 lalu. Setelah melakukan program seperti Makassarta Tidak Rantasa (MTR) dan Makassar Bebas Sampah (Mabasa), yang digagas Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, kini Makassar fokus mengembangkan bank sampah.

Pria yang akrab disapa Danny ini menilai program bank sampah adalah solusi dalam menyelesaikan dua masalah yang umum terjadi di tengah masyarakat di seluruh Indonesia. Selain mampu meminimalisir banyaknya sampah yang dihasilkan di setiap daerah, bank sampah juga dinilai mampu menopang perekonomian masyarakat. Seperti yang terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Bahkan Danny sempat mempresentasikan soal Bank Sampah ini kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) beberapa waktu lalu. Tak perlu waktu lama untuk berpikir, JK langsung mendukung program Bank Sampah ini dengan menjadikannya sebagai UMKM. JK menandatangani perangko peduli sampah nasional disaksikan Menkop & UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri LKH Siti Nurbaya, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Danny Pomanto saat peringatan hari Peduli Sampah Nasional di Celebes Convention Center di Makassar, Sabtu (5/3/2016). Kegiatan tersebut mengangkat tema Revolusi Mental Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020.

Seperti masalah pada umumnya, pelaku Bank Sampah kebanyakan memiliki kendala pada permodalan, namun hadirnya Menkop dan UKM Puspayoga, pengelola Bank Sampah nantinya bisa dibantu pembiayaannya dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Tidak hanya mengembangkan Bank Sampah, Danny Pomanto membagikan ribuan kantong plastik sampah sortir melalui camat dan lurah yang bertujuan mengurangi sampah rumah tangga. kantong sampah dibagi dalam 4 jenis dan dua kategori yakni, kategori untuk warga yang bermukim di lorong dan yang tinggal di area umum. Masing masing kategori akan mendapatkan 4 jenis kantong sampah per rumah tangga.

Dengan dimulainya program Bank Sampah dan kantong plastik sampah sortir, kota-kota besar lain di Indonesia, terutama Jakarta mungkin bisa mencontoh program Danny Pomanto. Good Job Danny ..

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline