Lihat ke Halaman Asli

Mengapa perlu Manajemen waktu..?

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“apakah anda mencintai hidup.?Kalau begitu jangan menyia-nyiakan waktu” (benyamin franklin)

Wktu adalah uang”.begitu seringnya kita mendengar pepatah tersebut diucapkan.tetapi sadarkah kita bahwa waktu begitu berharga? pikirkanlah berapa banyak yang sudah kita lakukan dalam ukuran waktu hidup kita? apa yang sudah anda capai? Waktu adalah hal yang unik.kita hidup di dalamnya tetapi kita tidak bisa merabanya,tidak bisa melihatnya.waktu adalah sumber pendapatan yang tidak dapat diganti, tidak dapat di simpan.kita tidak mungkin mendapatkan waktu yang kita butuhkan meskipun mengeluarkan biaya. Waktu hanya dapat dimanfaatkan secara optimal atau di sia siakan oleh seseorang.organisasi atau bangsa..

bagaimana dengan manajemen waktu dalam dunia kerja atau bekerja…???

Musuh terbesar dalam karier seorang manusia adalah waktu. W aktu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam bekerja dan berkarya. D alam berkarier perlu adanya manajemen waktu yang baik – dimana produktivitas, efektivitas, dan efisiensi sebagai tolak ukurnya. Seseorang yang selalu mengutamakan kesempurnaan versi diri sendiri dalam bekerja umumnya tidak akan pernah sama sekali mau melakukan delegasi. Sikap seperti itu salah besar! Memanfaatkan tenaga orang lain itu perlu. Percaya terhadap orang lain itu perlu. Bagi mereka yang aktivitas pekerjaan sehari-harinya sangat sibuk, delegasi sebagian pekerjaan pada orang lain itu adalah sebuah keharusan, tapi ada batasannya. Pekerjaan bersifat rutin, sederhana, teknis, dan tidak membutuhkan ketrampilan khusus – itulah yang bisa di delegasikan. Sisanya harus Anda selesaikan sendiri – karena di dalamnya mengandung unsur pengambilan keputusan berdasarkan pola pemikirian strategic berdasarkan knowledge.
Masalah pemborosan waktu juga seringkali terlihat dalam rapat. Akibatnya, rapat harus ditunda sejenak. Dan ironisnya lagi, gangguan kadangkala bukan karena masalah yang penting. Jika tidak ingin ada gangguan seperti ini, buatlah sebuah aturan tegas yang intinya meminimalkan gangguan selama rapat. Di dalam rapat juga seringkali ada gangguan berupa hujan interupsi dan debat dari para peserta yang jika dibiarkan berlarut-larut, menyebabkan rapat tidak fokus lagi pada inti permasalahan. Untuk itu perlu ada ketegasan. Ini artinya, perlu perencanaan rapat yang baik sebelumnya – termasuk fokus materi pembahasan dan nama-nama undangan peserta rapat. Membuat daftar aktivitas pekerjaan (to do lists) adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Gunanya adalah untuk mengingatkan semua aktivitas yang akan dikerjakan. Disini Anda akan belajar menghargai waktu dan pentingnya batas waktu setiap pekerjaan (deadline). Tanpa batasan seperti ini, biasanya seseorang lupa akan semua tanggungjawab pekerjaannya. Lupa akan harus bekerja secara produktif, efektif, dan efisien.
Tujuh prinsip manajemen waktu yang kreatif menurut DR Jan Yager yaitu: selalu aktif (bukan reaktif), tentukan sasaran, tentukan prioritas dalam bertindak, pertahankan fokus, ciptakan tenggat waktu yang realistis, dan lakukan sekarang juga (DO IT NOW): D = Divide (bagi-bagilah tugas). O = Organize (atur bagaimana melaksanakannya). I = Ignore (abaikan gangguan). T = Take (ambil kesempatan). N = Now (sekarang harus dijalankan). O = Opportunity (ambil kesempatan). W = Watch out (waspada dengan waktu). “Penundaan adalah pencuri waktu” (Edward Young, Night Thoughts). Hambatan utama dalam mengatur waktu adalah ketidak mampuan untuk berkata “tidak”, penundaan, pekerjaan tulis menulis, mengendalikan pengaruh telepon dan televisi, kegagalan dalam menentukan prioritas, waktu pulang pergi dalam melakukan perjalanan, mengeluh, dan alasan. Manfaatkanlah waktu yang “tersembunyi” secara produktif.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1804807-manajemen-waktu-dalam-berkarir/#ixzz1bV0VOZSi
dan sumber dari.: etik membangun sikap profesionalisme sarjana…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline