Lihat ke Halaman Asli

Kreatif Dahulu, Sukses Kemudian

Diperbarui: 30 Juni 2024   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: econochannelfeunj

"Think Different." Pengguna produk-produk Apple tentu tak asing dengan tagline itu. "Think Different" menjadi pembeda Apple dengan produk-produk lain sejenis.

Filosofi "Think Different" adalah ruh yang mengobarkan semangat fanatisme Apple yang sulit ditiru pesaing. Produk Apple yang mengombinasikan cool design, user-friendliness (ramah pengguna), dan great technology menjadikan Apple memiliki posisi istimewa di hati setiap konsumennya. Filosofi itu juga menjadikan Apple memiliki identitas unik dengan nilai-nilai: young, fun, hyper-creative, cool, different, dan rebel (pemberontak). Tak heran jika sejak mulanya hingga kini Apple begitu diloyali, dicintai, dan difanatiki konsumennya.

Steve Jobs, sang pendiri Apple yang memang cool itu, menggunakan pendekatan kreativitas dan bakat artistik seluruh timnya untuk setiap proyek Apple. Steve meyakinkan timnya bahwa setiap orang berada dalam gelombang yang sama dan bergerak menuju arah yang sama pula. Pada awal pendirian Apple, Steve berhasil mengumpulkan orang-orang yang berani untuk berbeda, untuk menjadi tidak konvensional, untuk melampaui batas, dan untuk bergelut dengan ide-ide kreatif.

Menjadi kreatif, itulah soalnya. Kreatif adalah kata kerja bagi ide. Scott Belsky, penulis buku Making Ideas Happen, mengatakan, "siapa pun dia, termasuk pengusaha, mesti memiliki ide. Setelah itu harus mengembangkan kemampuan untuk mewujudkan ide-ide."

Apa yang dinyatakan Belsky tidak lepas dari realitas dunia kita kini yang terus berubah. Uncertainty, ketidakpastian di dalam dunia yang terus berubah adalah satu tantangan berat yang harus dihadapi di masa depan. Uncertainty tidak semenakutkan yang dibayangkan ketika setiap orang, setiap organisasi atau perusahaan mampu mengalirkan energi kreatif untuk menangkap peluang atau bahkan menciptakan peluang (opportunity).

Kreativitas adalah keniscayaan. Kreativitas di bidang apa pun menjadi andalan untuk mengembangkan diri, organisasi atau perusahaan. Kreativitas dan pikiran-pikiran kreatif mengarahkan jalan ke arah perubahan, kemajuan, dan kesuksesan. Tanpa kreativitas, kita akan jauh tertinggal. 

Tidak hanya tertinggal, tapi punah. Seperti dikatakan Jack Foster dalam Be Creative With Your Ideas (edisi Indonesia: Baca, Tertawa, Menang!), "pertempuran kita kini adalah pertempuran dalam kreativitas, pertempuran dunia ide. Tanpa kreativitas, tanpa ide baru setiap detik, menit, jam, hari -- singkatnya, setiap saat, Anda bisa memastikan kalau Anda akan jauh tertinggal!"

Dunia berubah, perilaku manusia berubah, dan bisnis pun berubah. Itu artinya, culture dan way of working juga harus berubah. Steve Jobs bersama Apple telah membuktikan bagaimana creative culture telah menjadi bagian budaya perusahaan yang mampu menciptakan nilai (creating value) bagi para pelanggannya.

Dalam konteks bisnis di Indonesia, agaknya tidak banyak pengusaha yang menerapkan creative culture sebagai budaya perusahaan. Dari yang sedikit itu, JNE bisa disebut salah satunya.

PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa dikenal sebagai JNE merupakan salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar di Indonesia, dan sampai hari ini JNE berhasil terus maju dan berkembang menjadi salah satu bisnis ekspedisi kesayangan para pelanggan. Itu terbukti dari luasnya jaringan dan jangkauan area distribusinya yang mencakup lebih dari 83.000 kota, termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar, dengan gerai penjualan lebih dari 8.000 titik di seluruh Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline