Lihat ke Halaman Asli

Denny Malelak

Berkarya tanpa batas dan menjadi ispirasi

Puisi | Bocah Riang Menolak Resah

Diperbarui: 31 Mei 2020   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di kolong langit desiran agin berhembus basah..
Bertelanjang kaki bocah riang  menolak resah..
Mengalunkan siul membuta bersama sang tandus.

Seolah kengerian kemarau menjauh tak mengendus.

Di sini karang berkarib bersama ilalang
Di sana retak bumi bersua terik mentari             yang angkuh.
Kemarau ini tak perkasa menghalang

Bocah lugu berjenaka riang menolak resah Bermandikan peluh ... meneguk tawa

Tapak kaki berbunyi menjejali padang gersang
Segurat senyum berayun di wajah bocah..
Tabir surya mencekik melilit semak yang haus
Ceria jenaka tak acuh makin pecah berpeluh

Aku termanggu menatap nun jauh menjilat ladang yang menjerit terpapar mentari
               Bisik hati dalam bisu ...
Apa rimba hijau diangkut kapal bersauh?
Hingga redup pesonanya
                            Atau ...
Tunas muda tak lagi kembang tumbuh
            Sehingga hilang ceriahnya
Negeri elok permadani hijau telah roboh pikatnya
Oleh keangkuhan Sang kemarau yang membakar


Tanah ini merindu hujan yang lebat
Bak malam merindukan bulan.                                Jika gerimis tak kunjung datang
Berbenah mungkin sebuah solusi

DM

Sikumana,310520

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline