Bersama hujan kujatuhkan rindu
Tetes-tetes gerimis senandung merdu
Yang sebentar lenyap di sengat matahari meninggalkan aroma tanah yang menggoda sukma
Sadarku...... Siapa aku dimatamu?
Pernah kah aku dihatimu
Apakah namaku pernah dalam listmu Ataukah wajahku pernah mampir dimimpimu
Ah.........mungkin
Aku Tak lebih.. aku hanya tamu!
Yang mencoba mengetuk pintu
Aku datang hanya menitipkan salam
Berharap sambut walau sebentar
Aku ini pecintamu..
Pria bernoda yang melafalkan doa dalam harap.
Mencintaimu tanpa dianggap
Memeluk bayangmu saat dingin menyergap
Mencumbui keningmu dalam kalbu yang kelut
Yang berharap seberkas cinta yang merekah
Menyirami hati yang tandus dan gersang
Asa ku.......
Biarku puji hatimu dalam sulitnya lelap
Biarku kagumi wajahmu dalam diam
Kunyanyikan syair rindu tak bernada dan irama
Ku lantunkan puisi kalbu mengantar tidurmu
Karena dibawah mentari, para pencaci
ramai merangkai benci.
Aku hanya ingin mencinta
Meski hanya lewat tinta
Dan tulisan tanpa aksara yang
tergores pena
Mereka bilang rasa adalah bunga hati
Yang tumbuh kemata
Sementara rasaku
Tumbuh bersama semesta yang
tak bertepi ,
Mendamaikan fajar dan senja yang enggan bertemu sapa
Aku pecintamu..... yang kesepian
Berharap fajar kembali menyapa
Biar hasratku tak terlahap gelap malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H