Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Mana yang Pantas Dipanggil Ibu?

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan itu mencoba menjajakan minuman minerall dipersimpangan jalan. Teriknya matahari seakan menjadi sahabat karibnya, tanpa lelah dia mengejar supir atau penumpang angkutan yang ingin membeli jualannya. Dari logat bahasanya menunjukkan bahwa dia orang batak, maklumlah sesama orang batak tau mana logat batak yang asli atau hanya logat batak buatan yang dipertontonkan si Ruhut Sitompul yang katanya anggota DPR itu...

Sejenak mataku beralih ke Salon Kecantikan diseberang jalan, aku melihat seorang perempuan paruh baya yang sedang menikmati relaksasi dan kepalanya dibungkus handuk (aku tidak tau kenapa harus dibungkus, maklumlah tidak mengerti dengan salon kecantikan).

Tiba-tiba ada suara yang menghentikan lamunanku, ternyata si Abang tukang tambal ban yang memberitahu bahwa bocornya udah ditambal. Yah...inilah derita kalau menggunakan roda dua, tanpa ban serap. Bicara tentang ban bocor, ada juga keanehan yang ku alami, kenapa setiap radius 300 m secara misterius ban sering bocor ? :-( . Dengan sedikit basa-basi akhirnya aku pun meninggalkan lokasi tambal ban "Siraja Tempel" itu, tentunya setelah dibayar :-).

Nada dering Jadul handphone ku berdering, ku liat monitor Hp, ternyata abang ku yang menghubungi. Kupinggirkan sepeda motorku dan kami pun berkomunikasi, ternyata dia minta tolong untuk mengirimkan file penting secepatnya.

Kuarahkan sepeda motor kesalah satu warnet dipinggiran jalan Padang bulan. Posisi paling sudut menjadi tempat favoritku agar privasi sedikit terjamin, tapi bukan untuk nonton Film Blue loh :-) (walaupun itu pernah dilakukan dulu, pengakuan untuk belajar tidak munafik !).

Disampingku ada seorang perempuan, kayaknya sih ibu dari anak yang sedang nangis disampingnya. Kutoleh Monitor LCD si perempuan itu (tapi ini kurang etis, tidak untuk ditiru) ternyata perempuan itu sedang asyik chatting dengan teman facebooknya. Anaknya merengek-rengek minta diperhatikan, tapi seakan-akan chatting lebih menarik dari anak yang dikandung selama 9 bulan. Wahhh gawat bener nie pengaruh Facebook gumanku dalam hati...

File yang diminta abangku sudah terkirim, ternyata si perempuan beranak kecil itu masih saja membiarkan anaknya merengek-rengek seakan tidak peduli karena masih asyik dengan Facebooknya. Niatku setelah mengirim file mau langsung pulang kerumah, sejenak aku teringat akan perempuan-perempuan yang aku lihat hari ini. Akhirnya niat ku pun ada untuk menulis pengalamanku tentang perempuan-perempuan yang kutemui hari ini...

Aku tidak ingin mem-vonis perempuan mana yang terbaik atau yang tidak pantas, hanya ingin berbagi dengan sahabat-sahabatku. Jika anda sebagai anak dari perempuan-perempua diatas, Perempuan mana yang pantas dipanggil IBU ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline