Lihat ke Halaman Asli

Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai

Diperbarui: 20 November 2024   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dennyja.world AI

Sumber : dennyja.world AI

DANA ABADI UNTUK FESTIVAL TAHUNAN PUISI ESAI

Oleh Denny JA

"Seni bukan hanya cermin realitas, tetapi juga cahaya yang mengubahnya."
--- Bertolt Brecht

Kutipan ini yang saya ingat ketika memutuskan menyiapkan dana abadi untuk sebuah kegiatan seni: Festival Tahunan Puisi Esai.

Kutipan ini adalah pengingat bahwa seni, sebagaimana puisi esai, memiliki dua wajah: merekam kehidupan sebagaimana adanya dan menggerakkan dunia menuju apa yang seharusnya.

Dalam konteks puisi esai, seni ini menjadi cermin dan obor, merekam ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat sembari mengilhami kita untuk mencari keadilan.

Tapi seni, terutama sastra, membutuhkan ruang untuk tumbuh, panggung untuk menampilkan, dan dukungan untuk bertahan melawan hegemoni pasar bebas.

Dunia sastra adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, penelitian menunjukkan bahwa membaca sastra meningkatkan empati. Para pembaca sastra cenderung lebih memahami penderitaan orang lain, lebih peka terhadap keragaman identitas, dan lebih peduli terhadap ketidakadilan.

Namun, di sisi lain, komunitas sastra jangka panjang tidak dapat hidup dari hukum pasar saja. Seni membutuhkan subsidi; sastra membutuhkan uluran tangan yang memastikan panggungnya tetap ada.

-000-

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline