Lihat ke Halaman Asli

Menurunnya Angka Kelahiran di Korea Selatan, Apa Penyebab dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat?

Diperbarui: 22 November 2024   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korea Selatan diketahui sedang menghadapi sebuah tantangan demografi yang cukup serius dimana jumlah kelahiran di negara tersebut menurun drastis pada tahun 2023 dan 2024. Fenomena ini tentunya dapat berdampak pada struktur sosial dan ekonomi negara dalam jangka panjang. Menurut data terbaru, angka kelahiran di Korea Selatan telah mencapai titik terendah sepanjang masa. 

Statistik Korea melaporkan pada tahun 2023 bahwa tingkat kesuburan total turun menjadi 0,72 anak, jauh di bawah angka penggantian populasi yang diperlukan sebesar 2,1 anak. Jumlah bayi yang lahir pada bulan Maret 2024 hanya 19.669, menandai penurunan 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya dan merupakan angka terendah untuk bulan tersebut sejak data dimulai pada tahun 1981.

Apa Penyebab Utama Penurunan Angka Kelahiran di Korea Selatan?

Penurunan angka kelahiran di Korea Selatan pada tahun 2023 dan 2024 adalah masalah yang cukup kompleks dengan banyak faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama penurunan angka kelahiran di Korea Selatan:

1. Biaya Hidup yang Tinggi

Tingginya biaya hidup di Korea Selatan menyebabkan pasangan suami-istri khususnya pasangan muda berpikir dua kali untuk mempunyai anak, dimana biaya hidup yang tinggi ini seperti Biaya perumahan, pendidikan, dan pengasuhan anak. Contohnya, harga sewa apartemen di Seoul dapat mencapai ratusan ribu won per bulan serta biaya pendidikan untuk anak yang juga sangat tinggi. Hal ini menyebabkan pasangan  muda merasa tidak mampu untuk memiliki anak karena dikhawatirkan mereka tidak dapat memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anak mereka.

2. Perubahan Nilai Sosial dalam Masyarakat 

Generasi muda Korea Selatan telah mengalami perubahan nilai sosial yang signifikan. Sekarang, banyak anak muda lebih memilih untuk fokus pada pendidikan, pengembangan diri, dan kemajuan karirnya daripada membangun sebuah keluarga. Semakin banyak perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak, yang mencerminkan perubahan pandangan tentang peran gender dan keluarga dalam masyarakat zaman ini.

3. Budaya Kerja dan Karir Masa Depan

penurunan angka kelahiran di Korea Selatan juga disebabkan oleh budaya kerja. Untuk kebanyakan anak muda, rutinitas kerja yang panjang dan melelahkan membuat sulit untuk menemukan waktu untuk keluarga. Seringkali, keinginan untuk memiliki anak kalah dengan tekanan untuk mencapai kesuksesan profesional. Terkhusus pada banyak wanita yang menghadapi dilema antara mempertahankan karier mereka atau menjadi ibu, yang sering membuat mereka memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.

Apa Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline