Lihat ke Halaman Asli

De Be Roha

Penulis adalah guru di SMA Negeri DKI Jakarta

Negeri Konoha

Diperbarui: 30 Maret 2023   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.youtube.com/watch?v=eOC9E4FomSk

Banyak yang mengira Malanca akan segera di kandangkan, karena sudah banyak pelanggaran-pelanggaran yang dia lakukan. Semua mata tercengang melihat sosok wajah Malanca mendampingi Ibu Nundisana yang dating berkunjung. Malanca manut-manut persis cecurut yang kena kentut, tapi Malanca tetap melempar senyum seakan-akan paham dengan yang disampaikan Ibu Nundisana. Beberapa orang pengunjung tamu berbisik-bisik sambil menatap sinis pada Malanca.

"Sudah ada beberapa aduan yang sampai ke telepon saya. Untuk itu saya harap tidak ada lagi laporan atau aduan, itu bagian pentingnya". Ujar Malanca pagi itu yang mewajibkan seluruh penghuni wilayah Konoha untuk ikut, tinggalkan segala aktivitas yang lain termasuk tadarus dan doa pagi, karena ini bagian penting. Malanca semacam kejatuhan durian runtuh dengan adanya Covid-19 beberapa waktu yang lalu, sehingga untuk melakukan koordinasi cukup dengan zoom, menyampaikan surat edaranpun bisa lewat WhatApps group, sekalipun tengah malam mengirimkannya. Kini Covid-19 sudah berlalu tetapi perangai Malanca tidak berubah, masih saja nyaman dengan zoom dan WhatApps.

Mengelola Wilayah Wakanda di Negeri Konoha memerlukan tauladan yang mempuni, bukan telat dan mumpungi seperti yang ada sekarang ini. Banyak sudah rakyat wilayah Konoha hanya tersenyum khianat bin munafik di hadapan Malanca, demi sepinggan jabatan agar jangan copot. Tuntutan demi tuntutan dating silih berganti memenuhi hasrat dan nafsu Malanca maupun Ibu Nundisana, tidak peduli rakyatnya juga mempunyai tupoksi yang akan dipertanggung jawabkan. 

Yang tidak sejalan? Silakan bersiap menunggu undangan hadir di lantai Sembilan. Disana sudah ada yang menanti dengan kesombongan, tanpa ingat dia juga pernah menjadi rakyat yang sama. Setelah puas mencecar dengan kalimat-kalimat pedasnya bahkan menyimpan sumpah dari rakyatnya, kemudian sesungging senyum puas terpancar dari bibirnya. Untung saja rakyatnya tidak ada yang mau menyampaikan rekam jejaknya waktu jadi rakyat dulu, termasuk si Malanca yang kini berbini dua.

-semogacepatmampus




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline