Lihat ke Halaman Asli

Denny Abdurrachman

Pembelajar Masalah Sosial | Disabilitas | Pendidikan | Pendidikan bagi Disabilitas

Menjadi Manusia dengan Melakukan Proyek "Thank You"

Diperbarui: 26 Februari 2024   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Menolong. (Sumber:  Toa Heftiba on Unsplash)

Saya rasa, sebagai manusia kita perlu terus mengasah nilai kemanusiaan kita. Pada mulanya kita tahu, bahwa sejak lahir sebagai manusia kita juga dibekali nurani. 

Nurani yang membuat kita bisa memilah baik dan buruk, bisa memilih mana yang harus dilakukan, mana yang perlu kita hindari. Nurani jua lah yang membuat manusia semakin manusia.

Dengan dibekali nurani, sekalipun seorang penjahat, dia tahu bahwa yang dilakukan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. 

Sebagai contoh, seorang pencopet setidaknya memiliki kesadaran bahwa tindakannya dalam mengambil dompet milik orang lain merupakan tindakan yang tidak baik. 

Meskipun pada akhirnya dia tetap melakukannya karena terdesak kebutuhan atau tak kuasa menahan hawa nafsu.

Nurani seperti kompas yang memberikan petunjuk arah kemana kita harus melangkah. Seperti banyak kata orang, "ikuti kata hatimu". Nurani pula yang membuat seorang manusia memiliki nilai kemanusiaan.

Dalam perjalanan hidup, saya mengenal banyak orang yang punya kemanusiaan tinggi. Saya menyebutnya orang-orang tersebut adalah orang-orang yang telah merdeka dalam pikiran. 

Konteks merdeka dalam pikiran artinya betul-betul hebat dalam sisi kemanusiaan. Dalam keseharian sudah hilang kemelekatan terhadap materi. Sosoknya bekerja atas nama kemanusiaan.

Satu tokoh yang saya anggap sudah merdeka dalam pikiran adalah Emilia Rosa. Saya memanggil beliau dengan panggilan "mba Emil". Dulu, kami pernah sama-sama tergabung dalam komunitas kerelawanan untuk disabilitas.

Meskipun jarang bertemu, tetapi sekali kami bertemu dan mengobrol saya mendapatkan banyak insight. Saya senang bisa mengobrol dan bertukar pandangan dengan beliau. Lebih tepatnya saya lebih banyak menyimak sih, daripada bertukar pandangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline