Lihat ke Halaman Asli

Denny Eko Wibowo

Long Life Learner - Enthusiast in Research of Performing Arts and Culture

"Pecah Telur" Perayaan Hari Tari Internasional 2023 Pertama di Batam

Diperbarui: 14 Mei 2023   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Feminine Body foto oleh Beatusfiniscreative, 2023

Selama dua hari berturut-turut, perayaan Hari Tari Internasional 2023 di Batam diadakan. Pementasan karya-karya tari dan diskusi seni membuka ruang baru bagi perkembangan dunia tari di masa mendatang, khususnya di kota Batam. 

Berangkat dari optimisme dan semangat berkesenian, kegiatan pementasan dan diskusi seni tari ini terselenggara secara mandiri. Bukan saatnya lagi menunggu dukungan pemerintah daerah setempat untuk menggalakkan perkembangan dunia seni tari di suatu tempat, sebab seni akan tumbuh-kembang bersama hati dan semangat tulus para pelakunya. Maka, "pecah telur"-lah sebuah perayaan Hari Tari Internasional tahun ini di kota Batam.

Garis Kkatulistiwa foto oleh Beatusfiniscretaive, 2023

Minggu (7/5/2023), di area stage Central Square Batam diselenggarakan pementasan tari dari yang digagas dan dikelola oleh kelompok seni Beatusfiniscreative. Kali pertama, seniman dan pecinta tari di Batam berkumpul merayakan hari penting yakni International Dance Day atau World Dance Day 2023. Kini, tak sedikit kelompok seni atau penyelenggara event mengadakan perayaan Hari Tari Internasional ini. Bahkan, kegiatan semacam ini di Indonesia telah diadakan rutin selama 17 kali oleh ISI Surakarta.

Perayaan Hari Tari Internasional tahun 2023 untuk pertama kalinya di Batam ini bertajuk Geratri, yakni kepanjangan dari Gema Perayaan Tari. Kegiatan ini tak hanya menampilkan pentas tari-tarian saja, namun dirangkai dengan kegiatan diskusi seni pada hari berikutnya. Batam merupakan kota industri yang padat pendatang dan segala bentuk budaya muncul-berkembang secara khas. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah seniman tari yang turut andil dalam Geratri. Karya-karya tari yang disajikan cukup menunjukkan keberadaan genre tari yang masih bertahan dan akan terus bertumbuh-kembang.

Suasana penonton, foto oleh beatusfiniscreative, 2023

Tak hanya kelompok tari saja yang tampil, dua penyaji secara tunggal (solo performance) menghadirkan karya tarinya lewat isu dan gagasan yang wujud dalam koreografinya. Penampil terdiri dari rentang usia dan profesi yang bervariasi. Kelompok tari usia anak-anak menampilkan sajian tari dalam genre tradisional, hip-hop dan modern dance. Tentu, supporter mereka adalah para orang tua dan keluarga yang gembira menyaksikan kecerdasan motorik putra-putrinya tampil di depan publik. 

Satu pengalaman penting bagi tumbuh-kembang masa kanak-kanak. Kelompok seni yang terdiri dari muda-mudi menyemarakkan acara dengan sajian tari dalam genre hip-hop, dengan mengusung judul dan isu tematik dalam karya tarinya. Penyaji tari yang lain menghadirkan karya tari dengan ide dan gagasan kontemporer, yakni sebuah genre tari yang memiliki elemen rasionalitas, kebebasan, kreativitas dan kemanusiaan. 

Hal ini dijelaskan oleh Sal Murgiyanto, bahwa tari kontemporer lahir dan berkembang lekat dengan sosial masyarakat di sekitarnya bahkan dengan spesifik dan individual (Prakasiwi, Galih.2020. Being Contemporary: Proses Ari Ersandi dalam Karya Lalube. Jurnal Kajian Seni, PSPSR UGM. Vol.06/02). Variasi pertunjukan tari yang dihadirkan oleh beberapa genre telah menunjukan bahwa Batam 'tak kering seniman tari' di tengah maraknya industrialisasi tari sebagai sebuah komoditi saja.

Sajian-sajian karya tari tersebut ditampilkan oleh Ava-Star, Ava-Sky, LKP Duta Santarina, Sanggar Tari Pusaka Tuan, Ilmu Minati, J Dance Theatre, Dream Families, Rudy Hartono, Meyanari Arts, Grha Taya Candrakirana dan Batam Art Movement.

Pementasan dipandu oleh MC Olaeduscha, dan dikelola oleh tim produksi dari Beatusfiniscreative. Penonton cukup antusias sebab hingga tampilan karya tari terakhir, masih tampak mereka nyaman di sekeliling area pentas. Rupa area pementasan kali ini tak menggunakan panggung yang tinggi di hadapan penonton, melainkan area bawah panggung yang lebih menghadirkan suasana interaksi intim dan hangat antara penampil dengan penonton.

The Fam Keep Going! foto oleh beatusfiniscreative, 2023

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline