Mitch Nelson terlihat sibuk dirumah barunya. Kardus-kardus besar yang memuat barang-barang menumpuk di ruang tamu dan beberapa terletak di ruang tengah. Bersama istri dan anak perempuannya, Mitch mengeluarkan barang-barang tersebut dari dalam kardus dan menatanya. Mitch sengaja mengambil cuti untuk bisa bergabung dengan keluarganya.
Tidak berapa lama, terdengar suara Jean, sang istri memanggil Mitch dari ruang depan. Segera ia mendatangi istrinya yang sedang terduduk dan memperhatikan serius tayangan televisinya. Breaking news pagi itu memperlihatkan sebuah pesawat terbang penumpang yang sedang menukik menabrak dua menara kembar World Trade Center (WTC), New York City. Jean terkaget melihat pemandangan tersebut. Sebelah telapak tanggannya menutup bagian mulutnya, ekspresi rasa tidak percaya atas apa yang disaksikannya. Mitch berdiri dibelakang Jean, mematung menyaksikan pemberitaan televisi.
Hari itu, Selasa, 11 September 2001, sembilan belas orang teroris dari organisasi Al-Qaeda yang terbagi dalam empat grup, membajak empat pesawat komersil. Dua pesawat terbang komersial menabrak dua menara kembar WTC, North Tower dan South Tower, dalam waktu yang berdekatan. Pesawat American Airlines Flight 175, Boeing 737 bertabrakan dengan Menara Selatan 17 menit setelah pesawat dari maskapai yang sama Flight 11 tipe Boeing 767 menabrak Menara Utara.
Kedua gedung menara dilalap api akibat bahan bakar jet pesawat, mengalami rusak parah dan kemudian runtuh akibat baja penopang struktur bangunan melemah akibat api yang semakin meningkat. North Tower memiliki ketinggian 1.368 kaki sedangkan South Tower dengan ketinggian mencapai 1.362 kaki. Keduanya dikenal sebagai gedung tertinggi di Kota New York. Pada saat kejadian, diperkirakan terdapat sekitar 18 ribu orang yang berada di kedua tower WTC. Setelah evakuasi, didapat laporan bahwa sekitar 2753 orang meninggal di New York hari itu.
Teroris yang membajak pesawat ketiga, Flight 77, jenis Boeing 757, diarahkan menabrak Pentagon di Washington D.C. Akibatnya 184 orang meninggal, 59 yang berada dipesawat sedangkan 125 orang yang berada di dalam gedung terdiri dari personil militer dan sipil. Sedangkan pembajakan pesawat keempat, Flight 93, berjenis Boeing 757 berhasil digagalkan para penumpang yang setelah mengetahui kejadian kecelakaan ketiga pesawat lainnya. Walaupun demikian, Flight 93 jatuh ke sebuah lapangan kosong di daerah Pennsylvania Barat.
Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai tragedi 9/11 telah berhasil mengubah wajah dunia. Runtuhnya Gedung WTC membuat banyak perdagangan saham tutup, bahkan dalam jangka waktu yang lama, mengingat WTC telah menjadi kantor bagi banyak perusahaan perdagangan, pialang, dan lainnya, termasuk NYSE dan Nasdaq. Pasca tragedi, saham di beberapa bursa saham anjlok yang merugikan banyak perusahaan. Walaupun di kemudian hari perdagangan berangsur membaik namun jejak 9/11 begitu membekas.
Selain itu, perang terhadap terorisme ditingkatkan diberbagai negara. War on Terror, demikian Presiden George W. Bush menamainya. Serangan ke Afganistan dan Irak ditingkatkan. Beberapa hari setelah tanggal sebelas di Bulan September 2001, sebuah unit pasukan khusus dibentuk dan dinamai Operational Detachment Alpha 595 (ODA 595) yang segera dikirim ke Afghanistan sebagai bentuk reaksi militer AS. Juga sejumlah organisasi-organisasi teroris atau yang dianggap berafiliasi dengan terorisme dibekukan dan masuk daftar hitam. Tokoh-tokoh yang ditengarai memiliki keterkaitan dengan terorisme dimata-matai, ditangkap, diinterogasi bahkan ada yang dihukum mati. Nama Osama bin Laden dan Al-Qaedanya menjadi trending. Seluruh pentolannya begitu dicari Pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya.
Terorisme dianggap aliran sesat dan wajib dibumihanguskan dari muka bumi. Kira-kira doktrin tersebut yang kemudian dijadikan kekuatan penyemangat bagi semua orang. Rasa kehilangan saudara, anggota keluarga, sanak famili akibat perbuatan-perbuatan teror menjadi pemersatu masyarakat dunia dalam memerangi terorisme. Tetapi seolah mengikuti trend Al Qaeda, di beberapa negara bermunculan organisasi-organisasi serupa tak terkecuali Indonesia. Seperti Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, Negara Islam Indonesia (NII), Jamaah Ansharut Tauhid, dan Jamaah Islamiyah (JI).
Ketegangan antara negara-negara barat dan negara-negara Timur Tengah meningkat. Negara-negara Islam menjadi target curiga negara-negara Eropa dan AS. Islamophobia menjadi berkembang. Bahkan di Indonesia sendiri, aksi-aksi terorisme juga tumbuh dan memberi dampak negatif bagi perekonomian masyarakat dan interaksi terhadap hubungan internasional.