Akhir pekan ini, Liga Italia musim 2022-2023 akan memasuki giornata kedua. Juara bertahan Serie A AC Milan akan bertandang ke markas Atalanta dan melakoni pertandingan keduanya yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Gewiss, Minggu 21 Agustus 2022 malam waktu setempat atau Senin, 22 Agustus 2022 dini hari waktu Indonesia.
Pada pembukaan liga seminggu yang lalu, Milan berhasil menumbangkan Udinese dengan skor 4 - 2 di Stadion San Siro sedangkan Atalanta yang bertindak sebagai tuan rumah melibas Sampdoria 2 - 0.
Kemenangan Milan merupakan kemenangan ketujuh di Serie A secara beruntun terhitung sejak musim lalu. Ini adalah trend yang bagus. Tentunya Pioli tidak akan membiarkan peluang mempertahankan gelar berlalu begitu saja. Apalagi jika melihat rekor pertemuan kedua tim dimana Milan punya catatan yang sangat baik, tiga kemenangan dalam empat pertemuan terakhir.
Laga Milan vs Atalanta masuk dalam kategori big match. Selain karena nama besar Milan dan sederet prestasinya, Atalanta dalam lima tahun terakhir juga selalu konsisten masuk enam besar klasemen liga dan selalu menjadi penantang serius memperebutkan juara Serie A.
Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana Atalanta menghancurkan Milan dengan skor telak 5 - 0 pada giornata 17 musim 2019/2020 yang kemudian menjadi momentum hebat bagi Milan untuk berbenah, menata tim dan bangkit sehingga musim kemarin berhasil menjuarai Serie A setelah terakhir scudetto musim 2010/2011.
Apa yang kemudian menjadi pembeda laga giornata 2 ini dengan episode-episode sebelumnya?
Memasuki musim 2022/2023, Milan berhasil memperbarui skuad dengan mendatangkan Divock Origi secara gratis dan Charles de Ketelaere seharga 35 juta euro. Ada juga Yacine Adli dan Tommaso Pobega yang selesai dari masa pinjaman. Selebihnya Milan hanya mempermanenkan Alessandro Florenzi dari AS Roma dan Junior Messias dari Crotone.
Sedangkan di kubu La Dea (julukan Atalanta), mereka kedatangan Brandon Soppy, Jeremy Boga dan Davide Zappacosta.
Diperkuat pemain-pemain baru membawa warna tersendiri dalam permainan tim masing-masing. Pemain baru datang tentunya sesuai kebutuhan tim dan rekomendasi pelatih. Karakter pemain, cara main, serta posisi bermain mungkin menjadi referensi sederhana bagi pelatih untuk menentukan pemain yang dibutuhkan.
Kemudian pola main juga menjadi pembeda. AC Milan biasanya bermain dengan pola 4 - 2 - 3 - 1, pola yang secara konsisten dipakai Pioli, meninggalkan 4 - 3 - 3 ala Giampaolo dan Gattuso. Pola Pioli mengaktifkan dua sayap yang begitu lincah, agresif dan speed luar biasa, khususnya sektor kiri.
Disana ada Theo Hernandez dan Rafael Leao yang perannya dapat ditutupi oleh Ante Rebic. Origi dan de Ketelaere juga bisa ditempatkan disana. Sayap kanan Milan memang belum sehebat kiri. Messias dan Saelemaekers masih belum konsisten.